Di tengah pandemi Covid19 ini tentu dampak langsung nya berimbas pada masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat yang hasil kerja di hari itu untuk memenuhi kebutuhan harian di hari itu juga. Dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar, mengakibatkan banyak sektor perekonomian yang tersendat bahkan terhenti. Memang untuk masyarkat ini, mau tidak mau harus ada dana tunai langsung yang dapat dibelanjakan segera untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Di sisi lain ada beberapa usaha dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan membuat dapur umum. Juga ada kebutuhan masif untuk masyarakat memperoleh masker kain sesuai anjuran pemerintah untuk menggunakan masker kain jika harus terpaksa keluar rumah.
Apakah ada cara lain untuk mengubah Bantuan Langsung Tunai menjadi sesuatu yang lebih produktif bagi masyarakat sekaligus memberikan solusi bagi hal lain yang saat ini dibutuhkan?
1. Merubah Dapur Umum menjadi Dapur Rakyat
Daripada membuat dapur umum dimana memasak dalam jumlah banyak di satu tempat, yang mana juga akan beresiko karena mengumpulkan orang dalam jumlah banyak, bagaimana jika dirubah menjadi dapur rakyat. Begini konsepnya. Pemerintah dari tingkat Kelurahan/Desa mendata keluarga tidak mampu namun di keluarga tersebut memiliki ibu rumah tangga dengan kemampuan memasak. Dari data tersebut, di pagi hari Pemerintah tingkat Kelurahan/Desa, mendistribusikan bahan pangan mentah : Beras, sayur, lauk, minyak goreng.
Dan juga mendistribusikan Box makanan. Masing-masing rumah ditaegetkan memasak 10 pax makananan. Siang hari atau malam hari nya sesuai jadwal, kembali ada petugas yang berkeliling mengambil box-box makanan tersebut untuk kemudian didistribusikan ke yang membutuhkan, orang-orang yang harus bekerja di jalan, pekerja medis dan lainnya.
Sebagai upah jasanya keluarga yang memasak terebut mendapatkan dana tunai sebagai upah jasa masak termasuk mengganti biaya gas atau listrik. Dengan merubah konsep Dapur Umum menajadi Dapur Rakyat, maka dapur di setiap rumah rakyat akan tetap "ngebul" dan produktif.
2. Perajin Masker Rakyat
Pemerintah di level Kelurahan/Desa mendata ada berapa banyak keluarga yang memiliki mesin jahit di rumahnya dan anggota keluarganya memiliki kemampuan untuk menjahit. Jika data sudah didapatkan, Pemerintah Kelurahan/Desa membagikan bahan untuk membuat masker : Kain, benang, tali dan juga Pola serta petunjuk membuat masker.
Keesokan harinya setiap hari akan ada petugas yang berkeliling yang mengambil dan membeli hasil jahitan masker dari masyarakat dengan memberikan uang jasa jahit. Kemudian masker dikumpulkan dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat lain yang membutuhkan. Dengan demikian, dua masalah sekaligus terpecahkan, kebutuhan masker dan bantuan tunai tersalurkan secara produktif.
3. Perajin Bir Pletok dan Jamu
Meskipun belum ada bukti empiris bahwa kandungan Jahe pada bir Pletok ataupun empon-empon pada jamu tradisional kita mampu menangkal Covid19, namun banyak bukti empiris yang menunjukkan bahwa jamu tradisional kita mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kebugaran tubuh. Maka, pemerintah di level Kelurahan/Desa dapat mendata keluarga-keluarga yang bersedia membuat Bir Pletok atau Jamu siap minum.
Dari data tersebut pemerintah membeli bahan jahe dan empon-empon lain dari petani di daerah, kemudian dibagikan ke keluarga-keluarga tersebut untuk kemudian diolah menjadi jamu siap minum. Kemudian ada petugas yang setiap hari berkeliling untuk membeli jamu hasil olahan dalam kemasan botol tertentu. Hasilnya jamunya dibagikan ke masyarakat secara gratis, sebagai ikhtiyar untuk membuat masyarakat lebih sehat.
Mungkin banyak lagi ide-ide produktif lain yang dapat memberdayakan masyarakat memanfaatkan dana bantuan sosial atau dana langsung tunai. Selain membantu masyarakat dan juga menyelesaikan beberapa masalah lain yang kita hadapi, ini juga dapat lebih mendidik masyarakat untuk tidak mudah hanya disuapi, namun juga turut bekerja tanpa berpangku tangan dan menyerah dalam menghadapi pandemi ini.