Lihat ke Halaman Asli

Edwin Sholeh Rahmanullah

Green Technology antusiast and share idea...

Membantu Menekan Angka Gini Ratio Mulai dari Kita

Diperbarui: 14 Desember 2018   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pendapatan nasional Indonesia pada 2017 tumbuh 6,53% menjadi Rp 10.050,2 triliun dari tahun sebelumnya. Jika pendapatan itu dibagi jumlah penduduk Indonesia  261,8 juta jiwa, maka PDB per kapita Indonesia mencapai Rp 51,89 juta. Atau setiap orang di Indonesia seharusnya memiliki gaji/pendapatan Rp 4,3 juta per bulan. Sepertinya cukup untuk hidup 1 bulan di Indonesia, jika mengacu angka UMR, setidaknya DKI Jakarta sebesar Rp3.648.035.

Namun kenyataannya masih ada 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang. Penyebabnya adalah masih cukup tingginya angka Gini Ratio Indonesia,meskipun saat ini posisinya sudah membaik. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data rasio gini Indonesia selama periode September 2017 hingga Maret 2018. BPS mencatat rasio gini sebesar 0,389. 

Angka Gini Ratio mengukur angka ketimpangan pendapatan penduduk, bila Gini Ratio=0, ketimpangan pendapatan merata sempurna, artinya setiap orang menerima pendapatan yang sama dengan yang lainnya. Sebaliknya jika Gini Ratio=1, artinya ketimpangan pendapatan sempurna atau pendapatan itu hanya diterima oleh 1 orang atau 1 kelompok saja.

Bagaimana menekan angka Gini Ratio?  Kita pasti sepakat bahwa itu tugas pemerintah dengan berbagai program ekonominya. Namun, apakah kita juga bisa berkontribusi di dalamnya? Tentu bisa.

Sebelumnya, apakah pendapatan anda tiap bulan lebih tinggi dari Rp 4,3 juta ? Jika iya, maka pendapatan anda di atas rata-rata pendapatan seharusnya penduduk Indonesia, artinya anda memiliki kesempatan untuk berkontribusi melakukan pemerataan pendapatan.

Cara pertama tentunya dengan bersedekah atau berdonasi secara langsung ke fakir miskin di sekitar anda atau melalui lembaga yang anda percaya.

Cara berikutnya adalah dengan melakukan beberapa hal sederhana sebagai berikut :
1. Jika anda tidak memasak di rumah untuk makan, maka coba lah membeli makanan dari pedagang di sekitar rumah anda : tukang ketoprak, tukang bakso, tukang nasi goreng, bubur ayam, warung nasi tegal, warung nasi padang. Berbelanja di resto terkenal ataupun mall mungkin maksimal cukup seminggu sekali. Demikian juga jika anda malas keluar rumah dan memesan melalui ojek aplikasi, maka pesanlah ke warung-warung daripada ke resto ternama. Meskipun jika membeli ke resto ternama melalui ojek aplikasi anda juga berkontribusi memberikan pendapatan tambahan bagi tukang ojeknya.

2. Untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang tersedia di warung kelontong di sekitar rumah anda, maka belilah di warung kelontong tersebut, ada beras, telur, gula, minyak goreng dan beberapa kebutuhan lainnya. Belilah di mini market atau supermarket di mall hanya untuk item barang yang tidak tersedia di warung kelontong.

3. Jika anda memiliki sepeda motor, sesekali belilah bensin di pertamini (pengecer bensin) di sekitar anda daripada di Pertamina. Terutama jika biasanya di jam-jam tertentu untuk SPBU Pertamina terdapat antrian yang cukup panjang. Dengan harga selisih 1 - 2 ribu, namun cukup untuk membantu pendapatan mereka. Sesekali mengisi di bensin eceran tak akan sampai membuat mesin sepeda motor anda rusak.

4. Jangan mengeluh memberi uang parkir kepada tukang parkir di mini market sekitar rumah. Tidak seberapa dibanding jika anda membayar parkir di Mall.

Mungkin anda bisa menambahkan beberapa hal sederhana lain yang bisa anda lakukan untuk membantu menekan angka Gini Ratio.
Selamat mencoba.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline