Lihat ke Halaman Asli

Edwin Sholeh Rahmanullah

Green Technology antusiast and share idea...

Memimpikan Kondisi Indonesia seperti Saat Libur Lebaran

Diperbarui: 13 Juni 2018   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Indonesia saat libur lebaran 2018 ini, berdasarkan riset dari Kemenhub, diperkirakan akan terjadi pergerakan 19 juta manusia (baca: pemudik) dari kota-kota besar di Indonesia utamanya dari Jabodetabek ke seluruh daerah di Indonesia. Artinya dari sekitar 58 juta penduduk Jabodetabek, sepertiganya melakukan perjalanan ke daerah.Dengan pergerakan manusia dari kota-kota besar ke daerah, memicu pergerakan uang tunai dari kota ke daerah, yang tahun lalu saja diperkirakan sebesar 7 triliun rupiah selama masa libur lebaran.

Pergerakan rupiah ke daerah ini "sejenak" akan memicu perekenomian daerah. Pusat perbelanjaan dan tujuan wisata di daerah seketika ramai pengunjung, Namun fenomena ini hanya sejenak. Karena pada dasarnya tidak lama kemudian uang tersebut akan kembali mengalir ke Jakarta, seiring asal dari barang yang dikonsumsi di daerah sebagian besar diproduksi ataupun didistribusikan (setelah diimpor) dari Jakarta dan sekitarnya. 

Coba bayangkan jika posisi distribusi jumlah manusia dan juga perputaran roda ekonomi seperti saat kondisi libur lebaran selamanya. Hal ini hanya bisa terjadi jika pemerataan ekonomi terjadi di Indonesia. Di daerah terdapat pusat-pusat ekonomi yang merata. Sehingga manusia Indonesia tidak hanya berpusat di Jakarta dan sekitarnya.Jumlah penduduk yang tidak terlalu padat di Jakarta juga akan menghilangkan masalah-masalah yang dihadapi oleh Jakarta saat ini dari kemacetan sampai masalah kemiskinan di kota.

Saat ini memang pemerintah pusat tengah gencar membangun akses infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. Namun, infrastruktur yang baik tidak ada artinya jika jalur infrastruktur tersebut hanya dimanfaatkan hanya pada saat mudik, atau diluar musim lebaran hanya mengalirkan barang yang diproduksi dari wilayah Jabodetabek ke daerah, dan tidak sebaliknya. Tol laut hanya membawa muatan dari kota ke pulau-pulau terpencil namun muatannya kosong ketika kembali sebaliknya.

Pemerintah pusat dan daerah harus bekerja keras membuat inovasi-inovasi untuk menarik sumber daya manusia agar bisa bertahan di daerah masing-masing. Mulai dari insentif pajak, pemodalan dengan bunga rendah ke daerah dan membuka pusat-pusat industri di daerah. Evolusi Industri 4.0 saat ini juga memiliki peluang yang besar bagi daerah untuk bersaing, hasil produksi kerajinan dan industri kreatif dari daerah memiliki akses pasar yang sama dengan pemasaran melalui jaringan internet dan market place. Tentunya, harus didukung sistem logistik yang mumpuni dan murah. 

Jika kita tidak bisa berharap pada generasi sebelumnya yang saat ini sudah bekerja di Jakarta dan sekitarnya, maka setidaknya kita harus mulai berharap pada generasi baru, lulusan-lulusan baru universitas, untuk mulai diarahkan bergerak ke daerah, membuat start up dari daerah, menggerakkan industri di daerah, memasarkannya secara global melalui akses digital.

Impian terakhir dari kondisi Indonesia seperti saat libur lebaran adalah pendapatan per kapita penduduk Indonesia naik dua kali lipat secara instant, seperti saat kondisi liburan lebaran ini yakni ketika sebagian besar penduduk Indonesia menerima THR. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline