Lihat ke Halaman Asli

Perilaku Produsen dalam Perspektif Ekonomi Islam

Diperbarui: 20 November 2023   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kisaran kegiatan perekonomian tidak pernah lepas dari produksi, distribusi dan konsumsi. Ketiganya terhubung, masing-masing terhubung satu sama lain. Tidak ada distribusi tanpa produksi, dan tidak ada konsumsi tanpa distribusi. Dalam teori ekonomi makro, perkembangan perekonomian pada tingkat individu dan nasional kemudian dapat diukur dengan tingkat produktivitas negara tersebut. Kami berusaha keras untuk mencapai segalanya dalam aktivitas keuangan kami. Kita tidak membutuhkan apa yang kita miliki berdasarkan pengaturan. Islam juga telah Allah SWT menetapkan aturan kehidupan ekonomi, Allah menetapkan batasan tertentu pada perilaku manusia untuk memberi manfaat bagi individu tanpa merugikan orang lain. Tidak ada perbedaan antara bagaimana hal ini dilakukan atau apa yang kita sebut teori produksi tradisional dan Islam. Teori produksi memberikan penjelasan mengenai perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungan dan mengoptimalkan efisiensi produksi. Islam mengakui hak-hak pribadi dalam batas-batas tertentu, termasuk kepemilikan atas alat-alat produksi, namun hak-hak tersebut tidak bersifat mutlak.

Perilaku produksi tidak hanya bergantung pada kondisi permintaan pasar, tetapi juga didasarkan pada aspek keuntungan. Pengertian produksi dalam Al-Qur'an berarti kerja sungguh-sungguh untuk mengembangkan sumber-sumber produksi yang halal. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Maidah:5/87 yaitu;

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu,dan janganlah kamu melampaui  batas.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Dalam kehidupan sehari-hari, ketika Anda mendengar kata manufaktur, itu memang benar Kami pikir ini adalah operasi penting yang membutuhkan peralatan yang sangat canggih dan mempekerjakan ribuan pekerja lakukan itu Ini tidak benar. Produksi berarti aktivitas memberi nilai tambah pada suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan orang banyak. Tidak semua fitur yang memberi nilai tambah pada suatu objek dapat digunakan dikatakan sebagai proses manufaktur. Misalnya seorang ibu yang membuat kue di rumah keluarganya, kegiatan ini tidak bisa disebut sebuah proses produksinya karena tidak ditujukan untuk masyarakat umum. Manufaktur adalah salah satu kegiatan ekonomi yang paling penting mendukung aktivitas konsumsi. Tanpa produksi, tidak ada konsumen dapat mengkonsumsi barang dan jasa yang diperlukan. Kegiatan Produksi dan konsumsi merupakan suatu rantai yang saling berhubungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika ada tujuan dalam konsep ekonomi Islam konsumen mengkonsumsi barang dan jasa untuk memperoleh manfaat, Produsen berusaha memproduksi barang dan jasa Terima kasih Jadi produsen dan konsumen mempunyai tujuan yang sama dalam kegiatan ekonomi, yaitu dalam mencapai keuntungan yang optimal. Tujuan di atas untuk mencapai kemaslahatan yang optimal menunjukkan dalam perekonomian tradisional, ada perbedaan antara produksi dan produksi dalam ekonomi Islam.

Produsen adalah pihak yang melakukan kegiatan produksi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dengan menjual dan menggunakan barang atau jasa untuk kebutuhan masyarakat. Informasi mengenai produsen dan konsumen juga dapat ditemukan di bawah. UU Perlindungan Konsumen no. 8/1999, istilah produsen tidak digunakan dan digantikan dengan istilah pengusaha. Produsen mempunyai peranan paling sentral dalam kegiatan perekonomian, karena produsen dituntut untuk memproduksi dan menyediakan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan pasar. Barang-barang industri misalnya pakaian, makanan, peralatan rumah tangga dan sebagainya. Sementara itu, contoh jasa produksi adalah transportasi, tata rambut, dll. Produsen adalah Produsen atau pengusaha dapat berupa perorangan atau organisasi dan perusahaan. Pengusaha atau produsen mencakup semua sektor koperasi, badan usaha swasta seperti pabrik dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Secara kolektif, mereka yang memproduksi barang untuk diperdagangkan disebut produsen atau pedagang. Menurut Wikipedia, produsen adalah produsen atau operator yang memproduksi barang dan jasa untuk kemudian digunakan di pasar. Kegiatan ini berarti menciptakan nilai guna terhadap produk tertentu atau menciptakan barang baru menurut konsumen. Produsen juga mempunyai peran sebagai pemberi kerja dalam negeri. produsen adalah orang yang memproduksi dan memasok barang dan jasa. Kegiatan utama produsen adalah produksi barang atau jasa, yang pengoperasiannya memerlukan tambahan modal dan tenaga kerja.

Kegiatan utama produsen adalah produksi barang atau jasa. Nilai ekonomi barang atau jasa yang dihasilkan produsen berubah sebelum dan sesudah proses produksi. Produsen dapat menghasilkan produk mentah, mengolah produk mentah menjadi produk setengah jadi, atau mengolah produk mentah menjadi produk jadi. Ketika produsen melakukan kegiatan produksi, mereka membutuhkan modal dan tenaga kerja. Modal dan tenaga kerja merupakan faktor yang memotivasi setiap produsen untuk menciptakan barang atau jasa yang berkualitas dan meningkatkan produktivitas produk dengan sebaik-baiknya. Misalnya untuk membuat alat-alat seperti meja dan lemari, produsen tersebut membutuhkan modal berupa kayu mentah dan alat pendukung lainnya seperti gergaji, ban berjalan, dan lain-lain. Produsen juga membutuhkan sekelompok pekerja yang dapat mengolah kayu menjadi benda berguna seperti meja, kursi, lemari, dan lain-lain. Faktor produksi yang utama ada dua, yaitu faktor produksi asal dan faktor produksi turunan. Faktor produksi aslinya adalah sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Pada saat yang sama, faktor produksi derivatif adalah pengetahuan dan modal perusahaan.

Berbeda dengan tujuan produksi dalam perekonomian tradisional, tujuan produksi Islam adalah memaksimalkan keuntungan, yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Memenuhi kebutuhan masyarakat pada tingkat yang moderat.
  •  Dalam konsep Maslahh salah satu rumusannya adalah terpenuhinya unsur keuntungan. Kedua, jumlah produk yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun dibatasi pada kebutuhan wajar. Produksi barang dan jasa yang berlebihan tidak hanya menyebabkan penyalahgunaan sumber daya ekonomi dan pengolahan limbah, namun juga cepat habisnya sumber daya, meskipun jumlah sumber daya tersebut seringkali terbatas.
  • Menemukan dan memenuhi kebutuhan Masyarakat.
  • Produsen harus kreatif, proaktif dan inovatif dalam mencari barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan memenuhi kebutuhan tersebut.
  • Mempersiapkan pengiriman barang/jasa yang akan datang.
  • Produsen harus mampu menghasilkan dan mengembangkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat di masa depan. Orientasi ke masa depan tersebut mendorong produsen untuk terus melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada efisiensi, juga dalam pengelolaan sumber daya keuangan. mencari teknologi produksi ekologis.

Kesimpulannya adalah Perilaku produsen merupakan tolak ukur penyelenggaraan produksi, agar produk yang dihasilkan mempunyai mutu yang tinggi, sehingga dapat diterima masyarakat dan memberikan manfaat. Perilaku produsen dilakukan hanya sedemikian rupa sehingga tidak merugikan produsen, tetapi juga tidak membebani konsumen. Hal ini menjaga efisiensi konsumsi tetap stabil karena konsumen dan produsen saling membutuhkan. Setiap produsen tentu ingin mendapatkan hasil yang maksimal dengan biaya yang paling rendah atau modal yang paling kecil. Produsen perlu memahami perilaku konsumen dan bagaimana konsumen menavigasi proses pembelian.Tidak semua produsen beruntung dalam bisnisnya dan terkadang mereka mengalami kebuntuan. Oleh karena itu, setiap produsen mempunyai kewajiban untuk bernegosiasi dengan masyarakat sekitar, karena jika barang yang diproduksi tidak sesuai dengan keinginan masyarakat maka produknya tidak akan masuk ke pasaran. Produsen harus selalu berpegang pada prinsip keadilan dan kejujuran dalam berbisnis dan selalu memberikan pelayanan dan perhatian yang terbaik kualitas produk atau jasa sehingga membuat konsumen kembali lagi dan lagi pelanggan tetap. Khususnya bisnis syariah yang khususnya berorientasi pada konsumen Umat Islam pastinya lebih percaya diri dalam membeli atau menggunakan jasa bisnis ini karena sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam dan juga tidak menutup kemungkinan konsumen non-Muslim akan membeli mentega menggunakan layanan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline