Lihat ke Halaman Asli

Disaat Tak Bisa Berbuat Apa-Apa

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kehidupan dimulai ketika ku pertama menangis. Kehidupan pun berjalan seiring berjalannya waktu,tertawa bersama keluarga,berlari,bermain bersama teman-teman. itu hal yang sangat membahagiakan dan menyenangkan.

Hidup pun beranjak DEWASA, dimana kebutuhan ekonomi meningkat. Seorang figur Bapak mencari dan mencari untuk memenuhi kebutuhan Anak Istrinya. Berjalan mencari tanpa lelah, melihat kesana kesini untuk mencari sesuap nasi.

Tak ada yang menduga, pendidikan dan ilmu pengetahun mulai maju sepesat yang tidak kita kira. seorang anak pun berjalan ke KOTA untuk menuntut ilmu. membantu sambil mencari kerja untuk memenuhi sebagain hidup nya, karena ia berpikir, tidak mungkin mengandalkan sepenuhnya dari hasil jerih payah orang tuanya..

apa boleh di kata..

Pendidikan bagaikan mecekek leher orang tua, biaya yang sangat mahal membuat mereka terus bergiat mencari uang untuk anaknya. Juah sebelumnya mereka mempersiapkannya..... namun sampai ujung saat ketika semuanya habis. Tak bersisa, Tak bisa berbuat apa-apa untuk semua anaknya yang membutuhkan dana.

Dan tak ada jalan lain kecuali Anaknyaberhenti berhenti pendidikan serta mencari nafkah sendiri.........




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline