Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Si Raja Batak Nenek-Moyang Bangso Batak dan Toba Induk Bangso Batak? (3)

Diperbarui: 22 Maret 2016   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="SIMALUNGUN (sumber: www.tribunnews.com)"][/caption]

Oleh: Edward Simanungkalit *

 

Di dalam buku W.M. Hutagalung berjudul: “PUSTAHA BATAK: Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak” dan banyak buku Sejarah Batak lainnya disebutkan bahwa Si Raja Batak adalah nenek-moyang Suku Batak atau Bangso Batak. Suku Batak yang dimaksud ada Suku non-Melayu yang berada di daratan Sumatera Utara bahkan kemudian ada juga buku yang memasukkan Nias sebagai keturunan Si Raja Batak. Para leluhur dari etnis-etnis tersebut akan diperlihatkan pada tulisan berikut ini.

 

Raja-Raja Karo

Arkeolog prasejarah senior, Prof. DR. Harry Truman Simanjuntak, yang sudah malang-melintang selama 38 tahun melakukan pelelitian arkeologi prasejarah di Indonesia ini sudah menulis lebih dari 150 karya tulis yang telah dipublikasikan. Doktor prasejarah lulusan dari Perancis ini, selain sebagai Professor Riset di Puslit Arkenas (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional), dia juga Peneliti dan Direktur dari Center for Prehistoric and Austronesian Studies (2006 - sekarang). Harry Truman Simanjuntak mengatakan, bahwa ras Australomelanesoid  telah lebih dulu datang ke Sumatera setelah Sundaland tenggelam. Kemudian disusul oleh penutur Austroasiatik pada sekitar 4.300 – 4.100 tahun lalu dari Kamboja dan Vietnam, sedang  penutur Austronesia dari Taiwan menyusul pada sekitar 4.000 tahun lalu. Penutur Austroasiatik dan penutur Austronesia ini, keduanya berasal dari Yunan, Cina Selatan. Leluhur prasejarah ini  dikemukakan oleh Harry Truman Simanjuntak (Majalah Arkeologi Indonesia, 16/03-2014; Kompas, 07/02014 & 27/11-2014). Ras australomelanesoid tadi datang pada masa Mesolitik di sekitar 10.000 – 6.000 tahun lalu melalui pesisir Timur Sumatera bagian Utara dan menyebar ke daerah-daerah Sumatera hingga ke Sumatera Selatan. Sedang pada millenium pertama Masehi, orang-orang India Selatan datang lagi ke Sumatera pada sekitar abad ke-2 dan 3 Masehi, sehingga terjadi juga pengaruh India Selatan terhadap Karo, Pakpak, Simalungun, dan Mandailing.

Penelitian arkeologi dengan melakukan ekskavasi telah dilakukan oleh P.V. van Stein Callenfels di Deli Serdang dekat Medan (1925), H.M.E. Schurman di Langkat dekat Binjai (1927), Kupper di Langsa (1930), Edward MacKinnon di DAS Wampu (1973, 1976, 1978), Harry Truman Simanjuntak & Budisampurno di Sukajadi, Langkat (1983), di Lhok Seumawe dan oleh Tim Balai Arkeologi Medan di Aceh Tengah (2011) dan di Bener Meriah, Aceh (2012). Temuan fosil di Loyang Mandale, Aceh Tengah diperkirakan berusia 8.430 tahun Penelitian arkeologi dengan melakukan ekskavasi ini telah menemukan kapak Sumatera (Sumatralith) yang terkenal itu dan menemukan bahwa ras australomelanesoid telah datang melalui pesisir Timur Sumatera bagian Utara ini pada masa Mesolitik sekitar 10.000 – 6.000 tahun lalu.

Berdasarkan fosil yang ditemukan di Loyang Mandale, Aceh Tengah (Gayo) yang berusia 7.400 tahun pada waktu itu (sedang temuan terbaru 8.430 tahun), maka dilakukan tes DNA terhadap fosil yang ditemukan dan sampel darah 300 lebih siswa/i Orang Gayo di Takengon. DR. Safarina G. Malik dari Eijkman Institute menyatakan, bahwa mereka itu adalah keturunan dari fosil tadi dan kekerabatan genetik antara populasi Gayo dengan Karo sangat dekat. Hal ini dikarenakan Orang Karo yang berada di dekat penelitian arkeologi tadi merupakan keturunan dari ras Australomelanesoid, yang penulis sebutkan di sini sebagai Raja-Raja Karo, yang datang pada masa Mesolitik sekitar 10.000 – 6.000 tahun lalu. Mereka ini juga yang datang ke Humbang menjadi Raja-raja Toba dan sampai ke selatan Sumatera. Itu sebabnya hasil tes DNA Orang Minangkabau, Orang Riau, dan Orang Melayu juga menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan mereka ini. Semuanya ini cocok dengan apa yang dikemukakan oleh Prof. DR. Harry Truman sebelumnya.

 

Raja-Raja Simalungun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline