Lihat ke Halaman Asli

Edward Sadeem

Penyuka kopi

Wewangi Tentara Siliwangi

Diperbarui: 4 Desember 2021   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Letnan Ajim dapati kopral Ujang sedang duduk termenung , bersandar di pohon lo di tepi sungai kali Progo. Kedatangannya mengejutkan anak buahnya yang sedang ia cari-cari.

Kopral Ujang segera berdiri dan memberi hormat,"siap, ndan"

"Sudah duduk lagi..tadi pacarmu nanyain kamu. Dia bilang, katanya kamu seperti tidak cinta lagi,, selalu menghindar. Dia juga bilang , kalau dia punya salah,, salahnya apa?" Kata letnan Ajim sambil segera duduk disamping anak buahnya.

Kopral Ujang bergeming. Menatap hampa air sungai yang mengalir. Bunyi serangga hutan yang monoton dan derak dedaunan dikepak angin iringi gundahnya. Sebentar terbayang wajah cantik pujaan hatinya, sebentar pula berganti dengan rasa putus pengharapan.

                                    

 *   *    *

Perjanjian Renville-lah yang telah mempertemukan kopral Ujang dengan seorang perempuan bernama Ajeng. Dia termasuk tentara dari pasukan divisi Siliwangi yang pertama kali tiba di Jogjakarta dengan kereta api. Dan dia juga salah seorang dari tentara-tentara Siliwangi yang karena rasa kesalnya harus tinggalkan kampung halamannya, lalu melampiaskan  kekesalannya dengan selalu menembakan senapannya, membidik tiang-tiang telepon di sepanjang perjalanan, bahkan saat masuk stasiun Tugu pun masih menembakan senapannya. 

Gelagat itu telah diketahui  dan dimaklumi oleh pemerintah pusat yg kedudukannya berada di ibukota Jogjakarta. Maka dari itu tak kepalang tanggung tokoh yang menyambut kedatangan pasukan Siliwangi adalah Bung Hatta dan Jendral Besar Sudirman.  Itu menjadi satu acara penyambutan paling menyentuh ruang-ruang batin dan menguatkan mental para pejuang demi tunaikan tugas negaranya dengan kepatuhan pada sistem komando.

Selain kehadiran dua tokoh besar itu, pemerintah pusat juga telah mempersiapkan pelibatan korp musik dan gadis-gadis yang telah membawa makanan, minuman dan kue-kuean.

Dari moment itulah, seorang tentara pasukan Siliwangi tertambat hatinya pada seorang gadis Jogja. Segala uneg -unegnya akan ketidakrelaannya secara pribadi atas isi perjanjian Renville, seketika hilang demi temukan sepasang mata bersinar teduh penuh kasih.

  *     *    *

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline