Oleh. Eduardus F. Lebe
Membangun citra dalam politik itu mudah, yang sulit itu membersihkan diri dari noda hitam yang pernah melukai mayoritas publik. Sebab, politik tidak bisa lepas dari asas kausalitas (sebab-akibat)~Eduardus F. Lebe
Nama Anies Baswedan digadang-gadang menjadi calon presiden di pilpres 2024. Belum lama ini Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menempatkan namanya sebagai bakal calon presiden yang paling direkomendasikan. Selain, Anies Baswedan, ada nama Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa juga turut dipilih Partai Nasdem sebagai bakal calon presiden.
Hasil survei juga menujukan nama Anies Baswedan masuk dalam tiga tokoh dengan elektabilitas tertinggi. Inilah yang menjadi salah satu faktor banyak partai politik yang ingin mencalonkannya di pilpres 2024. Selain memiliki elektabilitas yang tinggi, posisinya saat ini sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadikanya sebagai pusat perhatian masyarakat.
Manuver politik sebagai gubernur di ibu kota negara akan terlihat lebih seksi ketimbang kepala daerah yang lainnya. Sebab, hampir seluruh media banyak meliput sosok yang gubernur yang satu ini. Namun, tidak mudah bagi Anies Baswedan sebab tidak semua mata yang memandang itu merasa tertarik.
Hal ini terbukti dari hasil survei oleh beberapa lembaga survei kredibel yang menempatkan nama Anies Baswedan diposisi ketiga. Sangat berbeda dengan keadaan yang dialami oleh Presiden Joko Widodo kala itu saat dijagokan menjadi RI 1. Presiden Jokowi kala itu langsung merajai seluruh hasil survei padahal baru memimpin ibu kota kurang lebih dua tahun.
Anies Baswedan sudah hampir 5 tahun memimpin ibu kota. Persis ditahun ini tepatnya bulan oktober Anies Baswedan melepaskan jabatannya sebagai gubernur. Akan tetapi elektabilitas Anies Baswedan belum pernah mengguli kedua tokoh yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menempatkan Anies Baswedan diposisi ketiga tingkat elektabilitanya yaitu 14,6 persen dari 10 tokoh. Jauh dibawah Ganjar Pranowo yang memperoleh elektabilita 23,5 persen dan Prabowo Subianto 28,9 persen. Baca: Hasil Survei LSI Soal Elektabilitas Capres 2024: Ganjar dan Anies Baswedan Tempel Prabowo Subianto
Masih banyak lagi hasil survei yang menunjukan elektabilitas Anies Baswedan yang sulit mengungguli dua nama yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Ini akan semakin sulit bagi Anies Baswedan jika tidak lagi menjabat sebagai Gubernur. Sebab, tanpa panggung politik sulit bagi Anies Baswedan menaikan elektabilitasnnya.
Fenomena Anies Baswedan tidak sama dengan Joko Widodo. Dalam waktu dua tahun saja memimpin ibu kota tingkat elektabilitas langsung melejit mengalahkan Prabowo Subianto yang kala itu digadang-gadang sebagai the nex presiden.
Di tahun 2013 hasil surevi Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) menempatkan Joko Widodo posisi pertama dengan 28,6 persen sebagai capres 2014. Joko Widodo mengalahkan sejumlah tokoh politik lain seperti Prabowo Subianto sebanyak 15,6 persen, Aburizal Bakrie 7 persen, Megawati Soekarnoputri 5,4 persen, Jusuf Kalla 3,7 persen, Mahfud MD 2,4 persen, dan Hatta Rajasa 2,2 persen. Baca: Survei Capres Tinggi, Jokowi: Sombong Dikit
Mengapa Anies Baswedan tidak mampu mengikuti jejak politik Joko Widodo?