Partai Golongan Karya (Golkar) adalah salah satu partai yang besar di Indonesia. Jejak partai Golkar dalam dinamika serta sejarah politik di Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Era orde baru merupakan era keemasan partai Golkar.
Partai Golkar eksis berdiri sejak Soeharto mengambil alih tampuk kekusaan presiden RI dari Presiden Soekarno. Selama masa orde baru yang dipimpin presiden Soeharto, Golkar secara berturut menjadi the rulling party.
Di masa reformasi partai Golkar pernah sekali memenangi pileg yaitu pileg tahun 2004. Kala itu, partai Golkat meraih suara 24.480.757 (21,58%). Partai Golkar menduduki peringkat tertinggi dengan meraih 128 kursi. Urutan berikutnya disabet Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan angka 109 kursi.
Selama pemilu di era reformasi partai Gorkar selalu bertahan sebagai partai papan. Partai Golkar selalu masuk tiga besar sebagai pemenang pemilu.
Pemilu pertama di era reformasi terjadi pada tahun 1999. Golkar kala itu diprediksi akan kalah telak namun bertahan pada posisi ke dua dengan perolehan suara Golkar secara nasional sebesar 22,3 persen.
Kejutan datang di pileg tahun 2004, Golkar mampu memenangkan pileg dengan menyumbangkan 128 kursi ke Senayan. Di tahun yang sama Golkar melakukan konvensi untuk menentukan calon presiden dan pertama kali juga presiden dipilih secara langsung.
Alhasil, konvensi partai Golkar tersebut memenangkan Wiranto yang selanjutnya diusung sebagai calon presiden dari partai Golkar.
Di era reformasi, beberapa tokoh penting Golkar mendirikan partai baru. Salah satunya adalah bekas calon presiden yang pernah diusung Golkar yaitu Wiranto.
Keluar dari Golkar, Wiranto mendirikan partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Partai Hanura pertama kali mengikuti pemilu di tahun 2009 dan lolos parliamentary thershold.