Lihat ke Halaman Asli

Eduardus Fromotius Lebe

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan Skripsi

MUI DKI Bentuk Cyber Army, untuk Apa?

Diperbarui: 21 Desember 2021   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi cyber army (sumber: medcom.id)

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Publik dikejutkan oleh manuver MUI DKI Jakarta membentuk Cyber Army untuk membentengi Anies Baswedan. Hal ini dilakukan karena banyak serangan buzzer untuk sang Gubernur. Alih-alih mendapatkan dukungan, mayoritas publik mempertanyakan motif MUI DKI Jakarta membentuk Cyber Army.

Membawa nama MUI untuk kepentingan pribadi tentu sangatlah tidak fair. Organisasi MUI DKI Jakarta dianggap sedang melakukan aktivitas politik praktis untuk Anies Baswedan. MUI DKI Jakarta sedang bertindak layaknya bumper untuk Anies Baswedan.

Ketua Bidang Infokom MUI DKI Jakarta Faiz Rafadi, membeberkan tim cyber army akan dilatih dan dipilih lewat proses seleksi. Tugas utamnya pembinaan literasi digital umat, meng-counter isu hoax, memberikan informasi islam rahmatan lil ‘alamin (sumber 1). Secara prinsip tidak ada masalah namun pada tataran praktis jika orientasinya adalah membela Anies Baswedan maka akan terjadi conflict of interest.

Melihat rekam jejak, MUI DKI Jakarta memang sangat dekat dengan Gubernur Anies Baswedan. Jika dibandingkan dengan mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Anies Baswedan mengalokasikan dana hibah untuk organisasi keagamaan naik 3 kali lipat. Di tahun 2017, Majelis Ulama Indonesia mendapat Rp 7,29 miliar hibah dari pemerintah DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Anies - Sandi (Sumber 2).

Tidak heran jika publik beranggapan bahwa cyber army yang akan dibentuk oleh MUI DKI Jakarta adalah untuk kepentingan Anies Baswedan. Nama Anies Baswedan juga digadang-gadang sebagai tokoh yang memiliki peluang untuk maju di pilpres 2024. Cyber army dibentuk untuk kepentingan Anies Baswedan di pilpres 2024.

Cyber Army rasa Buzzer

Jika tugas cyber army adalah membela Anies Baswedan, terus apa bedanya dengan buzzer. Baik cyber army maupun buzzer sama-sama memiliki kepentingan yang sama yaitu itu membela pemerintah atau sekedar membela tokoh yang mereka kagumi. Yang berbeda adalah kalau cyber army dilabeli agama sedang buzzer tidak.

Selain itu, cyber army yang akan dibentuk memiliki mekanisme kerja yang terorganisir. Sedangkan buzzer lahir dari kesadaran individu dengan tanpa ada yang mengkoordinir. Walaupun, sebagian orang berpendapat bahwa gerakan buzzer seperti terorganisasi namun bagi penulis tidaklah demikian. Buzzer bergerak secara sendiri-sendiri dengan misi yang sama, sehingga merasa senasib dan bergerak secara bersama-sama.

Cyber army secara praktis akan bekerja layaknya para buzzer. Cyber army bertindak membela Anies Baswedan karena menilai banyak serangan yang ingin menjatuhkan citra sang gubernur ini. Maka dari itu tidak heran jika para tokoh menyarankan agar langsung saja membentuk tim sukses jangan memakai istilah cyber army.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline