Lihat ke Halaman Asli

Media publish

Indonesia

Siapa Manusia yang Menikmati Hidup Sesungguhnya: Manusia Waras atau Manusia Tidak Waras?

Diperbarui: 8 Juni 2024   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi lelaki tua...

Kenapa orang tidak waras dianggap Gangguan Kejiwaan, terlihat jijik, dan bebas melakukan apa saja sesuka hati tanpa berpikir baik atau tidak yang mereka lakukan?Sebenarnya jika kita amati secara baik, orang yang dianggap tidak waras atau gila adalah mereka yang menikmati hidup sesungguhnya.
Apapun yang mereka lakukan, bagi mereka itu kenikmatan hidup yang sesungguhnya.


Terkadang sepasang mausia yang sedang jatuh cinta berkata bahwa seakan dunia milik mereka, padahal sebenarnya dunia bukanlah milik mereka karena mereka tidak menikmati hidup yang sesungguhnya seperti orang yang dianggap tidak waras.


Kalau diamati, justru sejatinya orang yang tidak waraslah yang berhak menyandang kalimat itu.
Karena mereka melakukan apapun tanpa berpikir baik atau buruk di mata orang lain.


Apakah mereka yang tidak waras bisa masuk surga?


Barangkali, manusia waras berpikir bagaimana bisa berbuat kebaikan dan memperbayak amal agar mereka bisa punya harapan masuk surga.


Tapi bagi penulis, justru orang yang tidak waras adalah pewaris kerajaan Surga.
Kenapa?

Karena orang yang tidak waras tidak mengenal lagi yang namanya Pengetahuan. Pengetahuan tentang hal yang baik atau buruk yang mereka lakukan.
Berangkat dari situlah orang tidak waras atau Gila, bagi penulis adalah orang yang suci.


Mengapa mereka dikatakan orang suci?


Jika kita menelusuri ilmu Theologi menurut Keimanan Kristiani, yang mana didalamnya tercantum bahwa manusia awalnya suci atau tidak berdosa, namun ketika memakan buah yang dilarang oleh Allah, maka mereka telah jatuh ke dalam Dosa.

Buah yang dimaksud adalah buah pengetahuan, yang mana setelah dimakan mereka baru meyadari bahwa mereka telanjang dan perlu sesuatu untuk menutupi tubuh telanjang mereka. Yang artinya mereka telah memiliki Pengetahuan akan hal yang baik dan tidak baik.


Itulah sebabnya, penulis mengatakan bahwa orag yang tidak waras adalah orang yang suci dan menjadi pewaris kerajaan surga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline