Suku Moi adalah suku yang mendiami dataran bumi Malamoi yang memiliki luas wilayah dan penyebarannya cukup besar. Moi sendiri artinya Halus,Lembut.
Sehingga tak heran jika suku Moi adalah suku yang memiliki karakter lembut dan mempunyai rasa saling mengasihi serta cepat menyatu dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Suku moi sendiri memiliki beberapa jenis bahasa menurut persebaran wilayah tempat dimana mereka mendiami wilayah tersebut. Suku Moi terdiri dari beberapa wilayah yang notabene memiliki bahasa yang berbeda-beda, sebut saja ada Moi kelim, Moi Klabra, Moi Maya, Moi Sigin, Moi Abun.
Moi kelim menempati wilayah persebarannya dimulai dari Pantai Utara Kabupaten Sorong sampai Maladofok sisi Selatan Kabupaten Sorong dan mencakup wilayah Kota Sorong seisinya. Sedangkan, Moi Klabra untuk wilayah persebarannya berada di sisi Selatan Kabupaten Sorong.
Lalu, Moi Maya untuk wilayah persebarannya di sisi Selatan Barat Daya. Moi Sigin untuk wilayah persebarannya berada disisi selatan tengah kabupaten Sorong. Dan terakhir Moi Abun, untuk wilayah persebarannya mereka adalah sisi timur kabupaten Sorong sampai sebagian sisi utara.
Dari wilayah persebaran ini, maka terdapat berbagai macam bahasa yang berbeda antar Moi Kelim dan Moi lainnya, begitu juga sebaliknya. Hal inilah yang membuat keberagaman dan keunikan suku Moi.
Padahal, kalau mau dikatakan bahwa ini adalah satu suku, yakni Suku Moi. Akan tetapi suku ini memiliki keunikan dari segi bahasa dan karakter bertahan hidup yang metodenya sedikit berbeda. Namun satu hal yang dapat membuat suku ini bersatu adalah dalam konteks "SINAGI" (kasih,mengasihi), pembayaran Mas kawin, persahabatan melalui Sobat kain, kematian dll.
Suku Moi merupakan suku yang dikatakan unik, karena satu suku namun terdapat bahasa yang berbeda-beda. Namun suku ini mempunyai karakter yang sesuai namanya Moi yang artinya Lembut, halus ini mempunyai sifat yang disebut "SINAGI" yang artinya Kasih, mengasihi.
Akibat dari karakter mereka yang lembut, halus dan mempunyai hal kasih yang amat besar, sehingga mereka mampu menerima siapa saja yang datang di bumi mereka Malamoi.
Karakter dan sifat sosial mereka yang tulus dan mulia inilah yang dimanfaatkan orang-orang dengan segala macam kepentingan. Namun, apa yang mereka pikirkan dan lakukan adalah semata-mata menganggap bahwa orang-orang ini adalah saudara mereka yang harus dikasihi.
Namun, dari sifat dan karakter sosial yang tulus dan mulia itu membuat mereka mulai tergusur oleh perubahan zaman yang membawa orang-orang dengan segala kepentingan yang jahat datang dan membuat mereka tergusur dari tanah leluhurnya.