Lihat ke Halaman Asli

EDROL

Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Punahnya Manusia Normal, Penghayat Musibah Kehilangan

Diperbarui: 30 Oktober 2018   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ucapan Duka (Foto Sumber: Ranggaxx.MKQ Spotter)

Informasi dan berita tentang musibah kehilangan kontak dan jatuhnya pesawat komersial nasional, Lion Air dengan kode registrasi: PK-LQP pada nomor penerbangan JT610 saat melakukan penerbangan dari Jakarta menuju Pangkal Pinang di perairan Laut Jawa pada 29 Oktober 2018 yang lalu, beragam penghayatan yang beredar di dunia maya yang bernama media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram dan media online lainnya yang sempat saya lihat.

Bagi saya sendiri, saya secara sadar memaknainya sebagai musibah kehilangan. Terlepas dari kepercayaan atau agama yang saya yakini. Terlepas dari pernahnya saya turut dalam program #sobataviasi . Terlepas dari saya pernah menjadi relawan SAR . Segala yang emebel-embel namanya terlepas. Ada satu entitas yang tak bisa lepas yakni manusia. 

Entitas yang saya sebut manusia normal. 

Ditengah hiruk-pikuk, gelombang kebencian yang bertebaran di media sosial saat ini. Mau apapun itu, cenderung lebih tanggapan kalau tidak mau saya bilang lebih banyak yang menyikapi atau komentar kepada personal akun maya yang "abnormal".  Ramai-ramai terjadi penghinaan atas manusia "abnormal" yang gentayangan dimana-mana sehingga menjadi sampah informasi yang menggunung. Jejak digital kebencian, hujat-menghujat, pembenaran tidak lagi hadir menyeruak sebatas di layar kaca ponsel namun sudah masuk ke perbincangan tak guna bahkan mungkin sudah terjerembab di relung hati. 

Manusia yang tadinya normal, menjadi diri sendiri dan penghayat musibah kehilangan. Tiba-tiba jadi ikut-ikutan meramaikan dengan meng-"capture" dan meng-"share" ke berbagai media dan grup atas komentar ke-tidak sukaan-nya atas ucapan di akun si abnormal gentayangan itu. Semoga manusia normal di bumi Indonesia tidak punah akibat virus abnormal ini. 

Tak heran, begitu rapuhnya pondasi sosial kita saat ini, keluhuran saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia luntur di media sosial dan berimbas ke dunia nyata. Kebencian tanpa saringan, tanpa dasar, tanpa logika sekalipun menjadi barang dagangan yang laku untuk mengejar popularitas dan sah-sah saja meski sudah banyak yang mendekam di sel penjara akibat tindakan ini.

Sudahilah wahai saudara-saudari ku sebangsa Indonesia. Bangun dari buaian sampah media sosial, mari bangkit membangun pondasi luhur kebangsaan kita. Saring informasi dengan bijak, utamakan kebaikan dan hal positif yang membangun manfaat kedamaian serta stop kebencian sesama kita. Cara pertama, cukup lihat si abnormal jangan melakukan capture atau meng-share "sampahnya" ke timeline anda, kalau perlu diblock atau dilaporkan. Itulah mengapa saya secara sadar digital, tidak suka memungut sampah si abnormal karena bisa terinfeksi virusnya. Selanjutnya, lawan sampah abnormal dengan informasi edukatif dan positif serta penuh inspirasi moral.

Saya akhiri dengan mengucapakan: Turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa awak kabin dan penumpang pesawat Lion Air PK-LQP (JT-610). Kiranya segenap keluarga korban yang ditinggalkan dilimpahkan kekuatan dan ketabahan oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

Salam Duka,

Edrol70




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline