Dominasi mata uang Dollar AS begitu signifikan menguasai perekonomian dunia bahkan sekutunya dan Uni Eropa, apalagi Indonesia.
Dollar AS adalah mata uang cadangan global no.1 dan saking berkuasanya Amerika Serikat pernah memberikan sanksi dan penalti fee kepada Bank Internasional Prancis, BNP Paribas sebesar 8.9 Milyar Dollar AS dengan tuduhan pelanggaran UU Amerika Serikat terkait transaksi menggunakan dollar AS sebanyak 100 Milyar Dollar AS untuk tuduhan pencucian uang, sebagaimana dilansir Wall Street Journal (30/05/2014).
Belakangan ini marak isu untuk melengserkan dominasinya sebagai mata uang cadangan global, tidak lagi menjadi agenda tersembunyi namun secara terang-terangan IMF (International Monetary Fund) sejak tahun lalu meyakini bahwa sudah saatnya dunia beralih kepada mata uang digital melalui keterangan pers Christian Lagarde, Managing Director IMF kepada CNBC.
Mata uang cadangan global baru atau dikenal dengan "new world money" mengusung teknologi DLT (Distributed Ledger Technology) yang akrab dengan block-chain yang digandrungi oleh banyak institusi perbankan "zaman now" yang tergabung dalam ekosistem FinTech (Financial Technology).
Kok banyak bahasa teknis luar negerinya yach ini? Hingga saat ini memang belum ada adaptasi bahasa yang cocok dengan bahasa Indonesia untuk bahasa teknologi digital ini hehehe... sepertinya. Pasti yang baca ini mudeng, alias susah nyambung? Sama seperti saya awalnya hihihi...
Bahasa awamnya kurang lebih begini: Ini jawaban mengapa rupiah selalu berpatokan dengan dollar AS. Ini jawaban mengapa BBM kita seperti premuim, pertalite dan lain-lain meski diproduksi di Indonesia namun jualannnya dalam dollar AS meski tunduk pada aturan UU AS tentang penggunaan mata uang dollar AS termasuk bayar fee dan kena penalti bila nggak lapor dan menunggak setoran.
Sebegitu dahsyatnya AS mencengkram perekonomian dunia dengan kekuasaan mata uang dollar AS-nya bahkan mereka bisa cetak uang dollar AS semaunya tanpa perlu izin dan cadangan emas, devisa dan tetek bengek lainnya.
Perekonomian AS dengan dollarnya masih dalam resesi dan boleh jadi menuju kebangkrutan akibat semaunya tadi dan ini pasti ke depan akan menyeret semua negara mitra bisnisnya termasuk Indonesia yang ditarik masuk jurang resesi dan depresi ekonomi. Para pemikir dan ahli teknologi khususnya generasi millenial punya solusi yakni menciptakan mata uang cadangan baru untuk dunia.
Muncullah mata uang digital yang tidak dapat diatur dan dikontrol oleh manusia, semuanya diatur oleh bahasa mesin dan dicetak atau ditambang oleh mesin sesuai kebutuhan pasar, hukum permintaan dan penawaran.
Itulah makanya sifat mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya adalah sangat volatil atau menguap, kadang naik dan kadang bisa turun. Namun kelebihannya adalah mata uang digital ke depannya mungkin satu-satunya penyelamat hidup di era kebangkrutan /terjun bebas atau inflasi 1000%.
Ini kisah sebuah negara meskipun kaya akan sumber daya alam dan konon negara yang paling makmur di Amerika Selatan, bernama Venezuela, bahkan warganya harus petak-umpet menambang bitcoin, ethereum dkk supaya dapat bertahan hidup meski ancamannya ditangkap polisi intelejen dan dipenjara. Mereka membeli kebutuhan hidup dengan mata uang digital yang mereka tambang secara online dan mampu menghidupi keluarganya hingga saat ini di tengah kebangkrutan negaranya.