Lihat ke Halaman Asli

EDROL

Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Tiga Alasan Mengapa Bahan Bakar Berkualitas Meningkatkan Kualitas Hidup Kamu

Diperbarui: 6 Februari 2018   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Euro 4 (sumber: www.majalahteras.com)

Ada ungkapan dari kedua orang tua saya sejak saya duduk di bangku sekolah dasar yang hingga kini masih saya ingat dengan jelas yaitu, "Lebih baik mencegah dari pada mengobati". Mereka sudah mengalami dan paham betul sambil senantiasa menerangkan bahwa biaya pengobatan bila jatuh sakit dan dirawat jalan maupun dirawat di rumah sakit tidak hanya akan menguras uang namun juga menguras tenaga dan pikiran anggota keluarga yang menjaga selama perawatan serta yang sakit menjadi menderita.

Seiring berjalannya waktu dimana saya beranjak dewasa dan menyerap banyak pengetahuan dari segala sumber informasi baik itu dari buku, majalah, internet maupun pengalaman orang lain, ungkapan kedua orang tua itu saya endapkan ke dalam batin dan renungkan. Dalam perenungan tersebut saya menemukan bahwa kualitas dan harga kehidupan seseorang menjadi semakin baik ke depan bilamana sejak awal memutuskan pilihan untuk  melakukan tindakan pencegahan.

Misalnya bila ingin mencegah supaya tidak sakit maka menjaga kesehatan tubuh jasmani seimbang dengan rohani dan jiwa kita. Kehidupan manusia seperti yang kita ketahui terdiri dari 3 unsur yaitu tubuh, jiwa dan roh.  Dengan meningkatkan 3 unsur dalam kehidupan kita maka meningkatkan kualitas hidup kita sehari-hari.

Masih terkait sehat jasmani dan rohani menntukan kualitas hidup kita. Bahkan hampir selalu poin tersebut menjadi persyaratan utama dalam mengikuti kegiatan maupun masuk sekolah atau institusi atau menjadi calon pegawai. Sejak pendidikan dasar dahulu, saya juga diperkenalkan dengan sebuah ungkapan bahasa Latin: "Mensana Incopore Sano" yang artinya di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. 

Umumnya dalam mata pelajaran pendidikan kesehatan jasmani atau olahraga, senantiasa dikumandangkan oleh guru olahraga atau pelatih olahraga, yang menekankan pembentukan tubuh dengan otot yang kuat dan nutrisi sehat menuntut keteraturan dan disiplin sehingga kita nyaman dan tangkas dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan terang dalam berfikir serta mudah khusuk saat beribadah juga enak tidur.

Saya cukup terkejut ketika membaca sebuah artikel perihal penuturan seorang Guru Besar Filsafat UGM, Almarhum Prof. Damarjati Supadjar yang mengungkapkan bahwa selama ini kita menyerap kalimat ungkapan hanya sepotong sehingga kehilangan makna utuhnya. Akibat menyerap sepotong saja maka kita selalu beranggapan kebenaran potongan kalimat: "Mensana Incopore Sano" yang memang hakikahnya berarti di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.

Realitanya tidak demikian yang terjadi seperti contoh yang beliau paparkan, " Lihat saja di jalanan. Banyak orang gila berbadan sehat. Atau coba baca surat kabar, betapa banyak koruptor di negeri ini..toh badan mereka sehat dan kuat dan kalau pun mengaku sakit, agaknya itu pura-pura...dan itu semakin membuktikan bahwa  jiwa mereka sakit. Sebaliknya, tak jarang kita menjumpai orang yang terpaksa mondok di rumah sakit, tetapi masih berpikir logis. Mereka tahu mana benar dan tidak...singkat kata fisik mereka sakit tetapi tidak dengan jiwanya". Inilah akibat kalimat itu tidak dipahami secara utuh.

Menurut beliau, bunyi kalimat secara utuh: "Orandum Est Ut Sit Mensana Incorpore Sano". Artinya marilah kita berdoa semoga di dalam tubuh yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat. Kalimat yang terpotong selama ini adalah "Marilah kita berdoa (Orandum Est Ut Sit)". Untuk menjadi "ada jiwa yang sehat di dalam tubuh yang sehat" perlu sebuah doa pengharapan, artinya ada usaha untuk meraihnya.

Kini teranglah pemahaman saya dari pengungkapan beliau, kualitas hidup manusia yang ada  unsur tubuh jasmani, jiwa dan rohani terangkum lengkap dan sempurna dalam kalimat utuh tersebut di atas.

Salah satu usaha untuk meraih kualitas hidup yang sehat sekaligus meningkatkannya adalah langkah awalnya dengan menciptakan lingkungan hidup yang sehat.

Untuk saya yang saat ini berkehidupan di kota metropolitan Jakarta, memperoleh hak untuk lingkungan hidup yang sehat merupakan pergulatan sehari-hari. Dengan kondisi polusi udara yang kurang sehat menyebar hingga ke pelosok pemukiman di Jakarta dan sekitarnya mengakibatkan kesehatan menjadi terganggu baik secara fisik, jiwa maupun rohani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline