Lihat ke Halaman Asli

EDROL

Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Vario 150, Sahabat Berkendara Sejati yang Sempurna

Diperbarui: 4 Mei 2016   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat Berkendara Sejati yang Sempurna ( gambar ilustrasi, editing foto sumber situs www.lovehonda.com)

Berlalu lintas di kota metropolitan Jakarta menggunakan sepeda motor memberikan pengalaman tersendiri pada pengendaranya, entah itu resiko bahaya celaka hingga kepuasan dan sensasi menikmati fitur kuda besi yang ditungganginya.

Tak dapat dipungkiri jalanan aspal di ibukota Jakarta mewakili kondisi jalan seluruh daerah di Indonesia. Jalanan aspal beragam kualitas dan kontur ada di sini mulai dari jalanan berlubang kecil dan besar, jalanan kasar berkerikil, jalanan menyembul bak kontrol, jalanan beralur-alur dan bergunduk-gunduk, hingga jalanan nyaris hilang lapisan aspalnya dan menjadi jalanan berlumpur saat hujan tiba bahkan parahnya menjadi jalanan bersungai bila hujan deras menguyur. Merasakan kondisi jalanan tersebut, seorang pengendara motor yang matang di jalan Jakarta sudah pasti paham rasanya arti ketidak pemerataan pembangunan.

Chandra (29 tahun), seorang pekerja transportasi berbasis aplikasi online mengenang kecelakaan yang pernah menimpanya saat mengantarkan penumpangnya ke daerah perkantoran di daerah Cempaka Mas, Jakarta Pusat.  Pagi itu, dia melajukan sepeda motor bebek 135 cc berwarna merah bersama dengan penumpang melintasi jalanan aspal mulus dengan jarum kecepatan pada speedometer bergerak antara angka 40 ke 50.  Tiba-tiba terjatuh sebuah kardus karton mie instant sekitar jarak 5 meter dari hadapannya, berasal dari sepeda motor yang mengebut di depannya.  Dengan sigap dia melakukan pengereman  roda depan sambil membelokkan setang sepeda motor ke arah kiri.

Ternyata baru selesainya proyek pelapisan jalanan aspal mulus di daerah tersebut masih menyisakan kerikil kecil yang berhamburan membuat ban sepeda motor menjadi slip tergelincir. Dia mengalami kehilangan keseimbangan. Akibatnya dia dan sepeda motornya hampir rebah ke jalan. Dengan sekuat tenaga dia menahan bobot sepeda motornya agar tidak rebah ke jalan sambil meminta dengan lembut penumpangnya untuk menyelamatkan diri dengan tenang keluar dari jok. Bersyukur bahwa penumpang telah aman dan selamat dari kecelakaan tersebut meskipun Chandra meski mengalami cedera tulang jari dan telapak tangan kanan retak akibat menahan rebahnya motor. Akibat insiden tersebut, dia harus menjalani perawatan selama kurang lebih 2 minggu agar dapat kembali pulih bekerja.

Mengutip informasi dari laman facebook humas Polda Metro Jaya tertanggal 25 November 2015, menurut keterangan dari Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Arrofi mengatakan, sebanyak 8,7 juta sepeda motor melintas di jalanan Jakarta setiap hari. Berdasarkan data yang diperolehnya dari Polda Metro Jaya, selama tiga tahun terakhir ada sekitar 2.593 kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 75 persen dari jumlah tersebut atau 1.944 adalah kecelakaan sepeda motor. Artinya adalah setiap hari ada 19 sampai 20 orang yang tergeletak di jalan karena kecelakaan. Dua dari 19 itu meninggal dunia.

Realita informasi ini tentunya awalnya membuat pengendara sepeda motor ketakutan. Namun selanjutnya pengendara motor dapat menyikapi secara positif tentunya dengan mematuhi aturan berkendara yang aman dan memperlengkapi diri dengan perlengkapan keselamatan seperti helm, sarung tangan, sepatu dan jaket bila perlu serta memastikan kondisi sepeda motor dan pengendara selalu fit sebelum jalan.

Selain dari pada itu yang tak kalah pentingnya bagi penggemar berkendara sepeda motor atau pekerja yang tuntutan kerjanya menggunakan sepeda motor adalah perlu memilih sepeda motor yang superior kemampuannya untuk segala medan jalan dan menjawab kebutuhan kenikmatan berkendara.

Selama sekitar 2 (dua) bulan sejak insiden tersebut, Chandra mulai mencari sepeda motor yang cocok, nyaman serta memudahkannya melayani konsumen sehari-hari. Di antara sela waktu senggang atau istirihat dari pekerjaannya mengendarai sepeda motor bebek merah 135 cc-nya, mulailah dia menjajal berbagai macam sepeda motor matik yang dipinjamnya dari teman, tetangga atau saudaranya untuk mengenal kemampuan dan karakter masing-masing sepeda motor matik tersebut.  Dia akhirnya menyadari betul bahwa perlunya  ke depan merubah tunggangannya yang unggul atau superior dalam menghadapi tantangan medan dan kepadatan lalu-lintas jalanan Jakarta dan juga  memberikan sensasi kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara. Yang tak kalah pentingnya juga adalah harga membeli produk superior tersebut terjangkau dan irit bensin.

Berbicara tentang produk superior dan kenikmatan konsumen mendapat produk tersebut dengan harga terjangkau seumpama menghidupkan kembali filosofi hidup dan berkarya seorang sosok fenomenal dunia otomotif, Soichiro Honda. Beliau pernah mengungkapkan bahwa bila kamu membuat produk superior, masyarakat akan membelinya. Hal ini selaras dengan motto perusahaannya yang dikenal dengan Filosofi 3 Sukacita (3 Joy Philosophy of Soichiro Honda):

  • Sukacita Manufaktur (Joy of Manufacturing) : hanya seorang enjiner dan pabrikan yang dapat menggambarkannya
  • Sukacita Menjual (Joy of Selling) : hal yang diterima oleh promotor dan tim penjualan ketika menjual suatu produk kualitas tinggi/ superior
  • Sukacita Membeli (Joy of Buying) : pahala terbesar Soichiro ketika seorang konsumen puas dengan produk superiornya.

Sukacita membeli (joy of buying) mencerminkannya secara jelas tujuan karya pabrikan Honda untuk konsumennya..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline