Lihat ke Halaman Asli

EDROL

Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Bagaimana Orang Bisa Ultra Kaya Meski Harga Minyak Bumi Dunia Kian Merosot?

Diperbarui: 24 Januari 2016   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini saya mencoba untuk membual tentang analisa ekonomi makro khususnya mengenai penurunan harga minyak bumi dunia yang kian merosot. Berikut bualan saya dan alasan mengapa saya katakan membual?

[caption caption="Manusia Ultra Kaya Tahun 2015 versi Forbes (www.create101goals.com)"][/caption]

 

 

Dari Ekonomi Klasik hingga Ekonomi Modern abad 21

Alasan utama saya karena perkembangan  ilmu pengetahuan Ekonomi Modern abad 21 saat ini bukan lagi seperti teori Ekonomi Klasik atau teori Ekonomi Keynes (ekonomi abad 20) yang menganut hitungan statistik dan matematika ekonomi belaka ditambah sedikit faktor penguatan politik kekuasaan. Para dosen ekonomi, para praktisi ekonomi, para pakar ekonomi makro, para pakar ekonomi mikro, para analis bursa saham dan komoditi, para penasihat ekonomi negara hingga para pemenang nobel ekonomi Modern abad 21 dalam memprediksi pergerakan ekonomi dalam negeri dan global sering menemukan “Gaya” yang lebih kuat dari sekedar teori “Supply and Demand”.  

Mengapa saya sebut “Gaya” karena komponen penggerak ekonomi ini punya kuasa yang lebih sering menjungkir balikkan analisa pakar ekonomi dan bahkan pelaku ekonomi sendiri.  Hingga saat ini, sepengetahuan saya “Gaya” ini belum dapat dikategorikan sebagai sains murni bahkan cenderung bersifat abstrak kalau tidak mau dikatakan magis atau lebih parahnya dibilang tahayul bagi dunia ilmuwan rasional.

Wah pemaparan saya kok jadi malah makin berat yah, padahal saya berencana membuatnya ringan dan bernas.

 [caption caption="Ekonomi Klasik - Ekonomi Keynes"]

[/caption]

 

Sebelum masuk kepada pembahasan Gaya, mungkin saya uraikan singkat dulu pakem teori Ekonomi Klasik , teori Ekonomi Keynes dibandingkan teori Ekonomi Modern Abad 21, terutama pada prinsip Pasar Bebas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline