Lihat ke Halaman Asli

Edrida Pulungan

TERVERIFIKASI

penulis, penikmat travelling dan public speaker

Buat Adinda Sang Dokter Pejuang, Tetap Semangat Bertugas di Dunia Medis

Diperbarui: 5 Juni 2019   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Buat adinda tersayang

Dr PW Pulungan 

Assalamu alaikum ww

Semoga adinda sehat selalu  beserta keluarga dan dalam lindungan Allah swt selama bulan ramadhan ini. Begitu juga dengan kakanda di Jakarta

Alhamdulillah ini tahun keempat adinda berjuang menuntaskan study speaialis Obgyn di Malang, dan tahun keempat juga Tak bisa pulang kampung di hari lebaran, tentu kami sangat merindukan adinda beserta keluarga bisa berkumpul terutama ibinda kita yang sudah menahun menahan Rindu, saat kakak wisuda Dan menikahpun adinda Tak bisa hadir karena kesibukan kuliah dan tugas di rumah sakit.Kadang saat kami coba menghubungi adinda sedang diruang praktik dan membantu iby melahirkan, yang angkat telpon juga suster di rumah sakit

" Maaf bu, Dr Pebri sedang di ruang operasi" begitu suster menjawab

Kakanda langsung lemas, karena sudah sekali berkomunikasi, Hal itu tentu wajar karena menolong nyawa seorang ibu membantu melahirkan, kadang dokter Harris siap sedia kadang kurang tidur dan makan tak teratur, bahkan kakanda lihat semakin kurus,namun sorot binar matamu selalu menunjukkan energi dan semangat, ganbatte kudasai our tweety

Kadang saat pun waktu senggang Dr.pulang kerunah sebentar dan kemudian bisa ditugaskan di rumah sakit daerah seputar Malang untuk membantu operasi ibu melahirkan.Belum lagi yang sering kakak baca di media cobaan dan tekanan selama study dari para senior selama study yang semaunya memperlakukan juniornya, ini sudah jadi rahasia umum. Begitu miris dunia pendidikan Kita, sistem plonco yang tak manuasiawi terkadang, biarlah kakanda menulis ini sebagai bagian Saran agar dunia pendidikan kedokteran di Indonesia semakin tertata dan tidajk bergaya kolonial lagi, karena hal itu juga yang membuat banyak generasi mida Tak berani kuliah kedokteran karena kemampuan, keinginan dan biaya study yang tinggi.Kakak jadi ingat bagaimana cita cita ini terlahir dari motivasi dan wasiat alm.bapak kita yang menginginkannada anaknya yang kelak jadi dokter, dan Bapak berharap kakaklah orang ya karena ibu kita bidan,namun akak Tak punya bakat itu, malah karena coba UMPTN test masuk kedokteran melulu,sampai kakak kuliah rangkap didunia universitas negeri. Ditengah pilihan menjadi calon ASN kementerian Keungan dan FK akhirnya engkau memilih jalan media dengan biaya yang tak sedikit, bahkan beasiswa yang kau terima saja tak cukup. Tapi engkau masih bisa melaluinya hingga saat ini dan masih berkorban tak pernah bisa pulang lebaran.

Bahkan tahun ini adinda nekat mau pulang bersama suami dan anak, Ada waktu beberapa hari namin tiket sedang mahal-mahalnya, dan harus menahan diri melepas Rindu dan silaturrahmi bersama ibund Akita dan saudara lainnya

terkadang saat adinda mengirimkan foto melalui what's up akan kegiatan kuliah menilong Ibu melhirkan dan foto wajah sang Ibu yang bahagia dan haru saat berhasil melhirkan bayinya, membuat kami bangga padamu adikku, semoga di bulan ramadhan ini segala kesyukaran yang engkau dapatkan menjadi kesyukuran, menjadi amal jariyah dalam tigas dan baktimu sebagai seorang dokter pejuang.

Teruslah semanagat membantu para ibu melahirkan hingga pelosok daerah terutama ibu yang tak mampu, kelak ditanganmulah lahir calon pemimpin bangsa dan generasi generasi peneris cemerlang, Almarhum Bapak pasti bagagia Dan sudah tenang disana melihat anaknya bermanfaat untuk orang banyak dan kesehatan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline