Rembulan yang meneteskan airmata ke bumi
Pekat malam berselendang temaram
Bintang menyembunyikan cahayanya
Membiarkan rembulan hadir
Membawa pesan kerinduan
Pada bumi yang mulai gersang
Pada tangisan anak-anak yang kehilangan
Rembulan menangis
Airmatanya jatuh ke bumi
Namun cahayanya masih memberikan seberkas terang
Menembus bilik rumah kayu di ujung gang
Sang anak mengeja huruf alif dengan terbata
Membaca surat pendek penghantar tidurnya
Tangannya yang mungil memeluk Bapaknya
Anak itu lelap dalam dekapan
Binar bahagia di Rona wajahnya
Itulah malam terbaik mereka
Diantara malam- malam sebelumnya
Rembulan adalah saksi kerinduan
anak- anak di muka bumi
Setelah malam
Doa - doa mereka menembus langit
Merindukan ayah ibu diseberang lautan
Demi mengumpulkan rupiah
Pulang ke kampung halaman jelang lebaran
Anak dan Bapaknya
Mereka mengeja alif bersama
Memaknai kalam Allah yang terlupa
Seribu hikmah dengan misterinya
Pecah terurai di malam itu
Diberikan ilham bagi sang pencari Tuhan
Rembulan meneteskan airmatanya ke bumi
Sinarnya memberi terang pada lembar- lembar- mushaf yang lama berdebu
Adakah lembaran Kalam Allah yang terlewat
Depok, Jum'at, 24 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H