sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya menerima undangan dari informasi dari sastrawan singapura Anie Dien bahwa saya diundang mengirimkan puisi dan akan dikurasi sekitar 3O peserta yang akan d launching bukunya di Singapura.
Tentu saja saya semangat mengirimkan karya. pertengahan Pebruari saya dapat informasi puisi saya yang terdiri dari lima judul lolos. Temanya seperti perdamaian, kesetiaan, perjuangan hidup serta puisi tentang sinapura. Alhamdulillah saya bisa berkontribusi di dunia sastra membawa nama sastrawan Indonesi meskipun masih pemula namun senang dan terharu rasanya.
Puisi memang merupakan karya sastra namun masih minim apresiasi dari para pembaca. Buku puisi jarang peminatnya dibanding novel yang diangkat ke layar film dan menjadi pembicaraan pembca di media sosial.
Namun disanalah letak kesetiaan seoramg sastrawan untuk terus berkarya meski mendapat apresiasi atauu tidak, Hingga pada tanggal 11 maret 2017 bertempat di National Libraray Sinpaura di launchinglag buku para sastrawan dari 5 negara yakni Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand dan minus Filipina karena sasng sastrwan tidak mendapatkan izin masuk. Namun meskipun demikian 59 buku termasuk buku saya yang berjudul " Perempuan yang di keningnya kutanam Mawar dan Kamboja" di Launching di negeri yang terkenal dengan syurga belanja dan merlion itu.
Dalam daftar penulis Indonesia terdapat beberapa sastrawan yang melaunching buku seperti Bundo Free, Fakhrunnas Jabbar, Handoko F Zainsam, Feliski dan sastrawan Indonesia lainnya.
Para sastrawan yang berkumpul juga mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang syair dan mendendangkannya dalam bahasa melayu, Sehingga para penyair merasakan kebahagiaan tersendiri untuk lebih mencintai budaya negeri.
Indonesia juga turut bangga karena leluhur kita sudah mengajarkan syair,,gurindam, pantun dan puisi serta petuah secara lisan dan tulisan yang harus kita lestarikan sebagai nilai budaya bangsa.Karena Singapura sebagai negara yang modern jug masih berupaya menjaga nilai sastra dan budaya melayu.
Saya juga merasa senang karena buku yang saya bawa beberapa eksemplar terjual habis, Saya hanya menjual 10 dollar singapura per buku, Namun sennag rasanya karena pembelinya antusias membeli buku saya sebagai karya yang sederhana
Kami juga mendapat suguhan tarian melayu dan ucapan selamat dari angota parlemen yang suka dengan sastra selama launching buku kemarin. Hal tersebut tentu menjadi penyemangat bagi saya dan sastrawan lainnya. Meski bermodal lima puisi namun karya kami di apresiasi. Bagaimana dengan kawan -kawan pecinta fiksi lainnya, Yuk semanagat berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H