Lihat ke Halaman Asli

Edrida Pulungan

TERVERIFIKASI

penulis, penikmat travelling dan public speaker

Biola Tua, Konferensi Internasional dan Perempuan-Perempuan yang Dicintainya

Diperbarui: 1 April 2017   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKUMEN PRIBADI

apapun yang ada dalam sejarah tak akan hilang
 meski dimakan rayap
 namun ada yang hidup dan berbicara
 ada prassati yang mengirimkan aroma ksatria
 luka dan asa di bungkus impian semalam
 generasi bertumbuh dengan zamannya
 Namun ada yang diam
 Ada yang melampauinya

Biola tua berdebu di ujung ruangan dibersihkannnya
 sahabatnya telah menitipkan melodi lagu Indonesia raya
 biola itu sudah terlalu tua untuk mengirimkan pesan kebangsaan
 Ia meminjam biola itu
 di mainkannya di tengah masyarakat Indonesia Timur
 yang melupakan sebuah melodi cinta
 dalam kepolosan menerima peradaban
 Karena perihnya hidup menoreh kata bahagia
 Jauh dari sejahtera bagaimana menerima tawa

dia memainkan biola tua itu ditengah keterasingan
 kebebasan hanya impian
 kemerdekaan adalah perjuangan
 kemandirian adalah kehormatan

esok di akan berangkat ke eropa
 mereka-reka apa yang akan disampaikannya
 di forum internasional itu
 hanya imaji tentang sebuah negara
 perempuan-perempuan yang dicintainya
 menitipkan sehelai sapu tangan berwarna dwi warna kusam
 ada yang dijemput
 ada yang menghantarkannya hingga gerbang
 Tapi dia tahu siapa yang akan mendampinginya di istana

sepasang mata melihatnya tersenyum
 karismanya terlalu tinggi
 untuk disepelekan oleh penindasan
 karena kemerdekan adalah peradaban
 yang hanya bisa disentuh oleh keyakinan

matanya nanar
 selembar surat khabar
 khabarkan berita
 sudah sampaikah beritanya padamu
 wahai pemuda

#Puisi-PuisiEdridaPulungan
 Istana Cipanas, 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline