Riuh jiwa dalam tabir-tabir peluh
Berlalu ia dengan senyuman yang runtuh
Dimanakah dia harus bertumbuh
lalu menjadi pemanggul waktu
yang menengarai matahari
agar terbit berulang kali
memberi kecupan hangat
untuk tubuh yang meringkih
dalam dingin menusuk yang pekat
Menunggu pelukan hangat
dan senyuman sang dewi yang tak bersekat