[caption caption=" Ilustrasi : Photo perempuan pengrajin tenun ikat, desa teun Baun, Kabupaten Kupang, NTT doc. Edrida"][/caption]
Menjelang senja di Timur Indonesia
Matahari begitu hangat
Ada senyuman para perempuan-perempuan perkasa
Berjalan melewati hamparan tanah yang luas
Sabana yang indah dan matahari yang terik
Pohon-pohon pun mulai meranggas
Namun tidak jiwa mereka
Mereka tekun dan lincah
Bangun di pagi hari
Menjaga anak, memberi makan ternak dan menenun
Benang yang sudah dikeringkan dengan warna tanaman nila
Tak mungkin mereka hanya berdiam diri
Mengingat anak yang akan sekolah
Mereka perempuan penenun pun menjemput mimpi
dengan membawa bulir kapas-kapas putih
yang sudah dipetik dalam keranjang
untuk dibuat menjadi benang
Mereka terus berjalan beririringan
sambil bernayanyi bersama
dengan langkah yang ringan
Mereka perempuan di separuh usia
yang terus setia dengan jemarinya
duduk diberanda rumah mengikat benang
dan mnegikat harapan
Kemarin mereka menenun bersama
juga banyak anak-anak disana
yang ingin selalu berada disamping ibu mereka
Ada juga perempuan yang cukup usia
tak ada nonan-nona manis disana
Mungkin mereka berebut mencari kerja di kota
karena toh setiap orang berhak hidup layak sejahtera
Namun perempuan-perempuan di tanah air beta
Selalu punya kisahnya sendiri
Mereka tiada mengeluh
Mereka kuat dengan semangat yang utuh
Mereka berbuat semampu mereka
Meski banyak penghalang dan cibiran
Mereka adalah sosok perempuan
yang sejatinya ditakdirkan jadi ibu peradaban
dengan cinta dan cita-cita setia
Mereka hadir menjadi perempuannya Indonesia
coba lihat dimanakah mereka berada
Taman Renungan Soekarno, Ende, 20 April 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H