Lihat ke Halaman Asli

Edrida Pulungan

TERVERIFIKASI

penulis, penikmat travelling dan public speaker

Mimpi yang Lusuh

Diperbarui: 18 Juni 2015   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mimpiku semakin lusuh

O... ha ha ha.... ouh...

Angan-angan hanya tersisa separuh

O..ha ha ha..ouh...

Sekian lama kubasuh dengan peluh

O..ha..ha..ha..ouh..

Mengaduh

Mengeluh

Merapuh

Kuterjatuh

Bangkit lagi bergemuruh

O..ha.ha..ha..ha ..ouh

Jika semua episode rindu seperti pembuluh

Hanya akan membuatku runtuh

o..ha..ha..ha..ha..ouh

Ku harus keluar dari tempurung waktu menuju shubuh

o..ha..ha..ha..ha..ouh

**

Kulihat cahaya mentari mejelang senja tinggal sepertujuh

Hingga sayup-sayup gema azan membuatku terpanggil dan berlabuh

Kubasuh wajah yang penuh noda hingga meluruh

Aku merasa waktuku hampir penuh

O..ha..ha..ha..ouh

Entah kapan semuanya bisa kurengkuh

Namun tiada sia-sia jejak langkah dan peluh

**

O..ha..ha..ha..ouh

Hatiku kemarin meluluh

Mengharapkanmu yang hadirbagai suluh

Senyuman dan ketulusanmu membuatku tegar dan utuh

Terpancar dari cahaya matamu yang menyejukkan kalbu

O,,ha..ha,ha..ouh

Teruslah berjalan hingga jauh

Tidak rapuh

Namun semakin teguh

Oh aku dan engkau ada dalam satu jiwa dan dua tubuh

O...ha..ha.ha..Ouh..

Brunai Darussalam, 26 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline