Setelah menjalani amputasi kaki akibat ostheosarcoma ( kanker tulang ) tanggal 7 Agustus 2009 , tiga minggu kemudian saya harus menjalani proses chemotherapy selama 6 sesi. Setiap sesi saya harus pergi ke Rumah sakit untuk menjalaninya. Chemotherapy yang dilakukan oleh dokter adalah dengan cara menginfus cairan obat chemo berwarna merah ketubuh saya.Proses infus chemo ditambah dengan infus cairan berwarna putih lain sebagai pengencer memakan waktu belasan jam, sehingga setiap sesi chemotherapy saya harus menginap selama dua malam. Semalam karena menunggu tetesan cairan obat kimia yang masuk kedalam tubuh beserta cairan pengencer dan semalam lagi untuk kontrol dokter dikuatirkan apabila tubuh saya se-waktu mengalami side efek . Setiap pergi ke rumah sakit pasti isteri saya selalu mendampingi , bahkan ketika menginappun dia tetap untuk berbaring disofa menemani . Sebelum saya lanjutkan share tentang bagaimana rasanya dichemo .Pernah suatu waktu ketika saya ada berada di toilet rumah sakit hendak buang air kecil tiba2 kaki yang baru diamputasi kejeblos masuk kelobang closet. Tubuh saya hilang keseimbangan dan saya terjatuh ..........maklumlah kaki sebelah kanan yang sudah bersama sama selama 60 tahun sekarang hilang sehingga perasaan saya waktu itu seperti orang yang masih mempunyai kaki yang lengkap. Untunglah kedua tangan saya masih dapat memegang pinggiran closet dan tembok sehingga paha itu tidak sampai masuk seluruhnya kedalam closet. Dan untung engga ada yang melihat, kalau ada .......pasti tontonan yg memalukan. Keluar dari kmr kecil saya ber-pura seperti tidak terjadi sesuatu terhadap isteri saya, karena waktu itu saya tidak mau isteri kuatir tentang tubuh saya kalau sampai diceritakan .Setelah beberapa hari barulah diceritakan pengalaman pertama sehabis amputasi dan chemotherapy pertama apa yang terjadi . Untung tidak apa2, mengapa tidak bilang2 kata sang kekasih, .............. Memang saya sangat beruntung memiliki isteri yang sudah mendampingi saya selama 40 tahun didalam pernikahan ,dia sangat concern atas diri dan penyakit yang saya alami. Mungkin ada yang belum tahu apa dan bagaimana sih rasanya dichemo. Bentuk chemotherapy ada bermacam macam dan berbagai cara. Kalau cara yang dilakukan terhadap saya adalah seperti yang saya jelaskan diawal tulisan ini, mungkin terhadap pasien penderita kanker lainnya bisa ber-beda2. Jenis dan biaya obatnyapun tidak sama. Obat cairan yang diinfuskan ketubuh saya waktu itu sama sekali tidak mendatangkan efek mual.Apakah ini memang karena obat yg diberikan dokternya cocok atau memang tubuh saya yang daya tahannya baik, saya tidak pasti. Biaya sekali chemotherapi berikut kamar dll memang mahal sehingga kalau bukan Tuhan yang menolong saya tidak bisa menjalani pengobatan ini . Sehabis chemo terutama yang saya rasakan ialah tubuh lemas, misalkan kalau sehat memakai angka 10, sehabis chemo angkanya kira2 7 kemudian sehari demi sehari merosot terus dari 7 hingga 4 selama sepuluh hari lamanya. Nafsu makan tidak ada, tidur tidak nyenyak paling2 cuma selama 4 jam itupun tidak nyenyak dan dibantu harus minum obat tidur . Dalam kondisi seperti itu saya dipaksa harus makan yang bergizi dan banyak supaya tubuh kuat untuk memproduksi kembali cel2 yang rusak akibat chemotherapy.Akan tetapi selera makan tidak ada, juice bahkan air putihpun susah untuk ditelan atau diminum dalam kondisi seperti itu . Setelah memasuki minggu kedua barulah tubuh ini agak lumayan kira2 naik sampai 6-7 kembali, pada kesempatan itu isteri saya berusaha untuk memberikan segala makanan yg sehat2 dan bergizi kepada saya , hehehe mumpung mau makan katanya . Masuk minggu ketiga baru saja senang2 badan sudah seperti sehat , tetapi saya sudah harus pergi lagi kerumah sakit untuk therapy chemo sesi berikutnya . Hari lepas hari kami lalui ber-sama2 ,isteri selalu memberikan kekuatan dan dia adalah suster yang tidak pernah mengabaikan sekalipun dia sendiri kadang2 lemah . Pada chemo sesi pertama sampai ketiga saya masih dapat jalani proses nya dengan lumayan , akan tetapi setelah memasuki chemotherapy yang ke 4 saya hampir tidak kuat sebab HB ,sel darah putih, dan lain2nya menurun.Gula darahpun naik. Rambut yang disisir perlahan lahanpun rontok sampai habis . Kami coba2 menawar kepada dr dan katakan bahwa saya sudah tidak kuat ,kalau boleh mohon sampai empat kali saja . Dikatakannya kpd kami chemotherapi ini harus sampai 6 kali ,itu minimal utk penyakit kanker spt saya. Jadi tidak bisa ditawar lagi, harus menjalaninya sampai tuntas enam kali . Waktu itu tubuh benar2 lemas mungkin karena kekurangan sel darah merah dan sel darah putih. Meskipun sehabis chemo yg ke 3 dan ke 4 diinfus kedua jenis darah itu ketubuh akan tetapi setelah setelah seminggu kemudian tubuh lemas kembali . Juice buah2an dan sayur yang disediakan isteri sebanyak 2 s/d 3 gelas setiap haripun saya paksa untuk meminumnya. Berenangpun saya lakukan meskipun tanpa kaki yang utuh sebagaimana biasanya,agar gula darah tidak naik. Air mata isteri anak mantu kami mengalir sewaktu melihat saya masih dapat berenang sekalipun dengan kaki yang hanya sebelah . Kami menangis bukan karena sedih ,tetapi bersyukur masih diberikan kesempatan utk ber-sama2 oleh Tuhan untuk menikmati berenang . Saya baru pernah mengalami selama hidup tidak nafsu makan dan sulit untuk menelan sesuatu makanan seperti itu. Salah satu cucu kami yg kadang2 sewaktu sarapan pagi sulit untuk meminum susu atau menelan sesuatu makanan didalam mulutnya. Pada waktu itu terjadi terhadap cucu kami, saya berpikir susah amat sih mengunyah makanan dan minum air saja , kan cuma minum tinggal glek .....beres. Tetapi itulah yang terjadi dan dialami sendiri oleh saya. Padahal se-hari2 saya orang yang tidak susah untuk menerima jenis makanan apa saja, akan tetapi waktu itu benar benar sulit menerima apapun. Chemo ini setiap 3 minggu sekali, jadi untuk menjalani sampai sebanyak 6 kali memakan waktu sekitar tiga bulan.Saya teringat waktu chemo yg ke 5 dibulan Desember kami berada di rumah sakit dan hari itu adalah kebetulan tgl 25/26 sehingga kami suami isteri merayakan Natal di rumah sakit. Memasuki tahun yang baru di tahun 2010 kami katakan kepada dokter bahwa tolong distop untuk chemo yg ke 6 sebab tidak kuat lagi.Dengan pertimbangan kondisi tubuh saya yang merosot turun dan hasil ct scan ulang untuk mengetahui apakah masih ada sel2 kanker atau tidaknya. Dan hasil scan ternyata ok, akhirnya saya diperbolehkan tidak meneruskan chemo dengan syarat harus menanda tangani surat pernyataan kalau chemotherapi di stop sampai dengan yg kelima atas kemauan kami . Pengalaman yang dapat kami bagikan bahwa pengobatan tambahan chemotherapy adalah salah satu yang dapat mematikan sel2 kanker pada tubuh saya sekalipun dengan berat dan biaya yg agak mahal. Jalanilah pengobatan perawatan dengan sabar,sukacita,dan terus berharap kepada Tuhan untuk kesembuhan kita sebab Dia lah yang menjadi Dokter diatas segala dokter . Kesembuhan datangnya hanya dari DIA . Pola makan ,pola hidup harus berubah ke yang lebih baik. Pihak keluarga sangat penting untuk terus memberikan dukungan dan perhatian bagi sang pasien karena dalam kondisi seperti itu ia lemah .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H