Lihat ke Halaman Asli

Kok Trotoar Jalannya Gak Ada?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEJALAN kaki kian miris. Ruang geraknya kian sempit. Trotoar sebagai hak pejalan dirampas para pedagang. Ironisnya hal itu terjadi di kawasan pasar yang padat dengan arus kendaraan dan orang. Mudah ditebak, di area tersebut bakal tak pernah bisa lepas dari kemacetan lalu lintas jalan. Kalau begitu, sudah terjawab salah satu pemicu kemacetan lalu lintas jalan di Jakarta. Dengan begitu, semestinya juga amat mudah mengurai benang kusut kemacetan di kawasan tersebut. Sebagai orang awam, saya berpikir mestinya disediakan trotoar untuk para pejalan kaki, agar tidak melenggang di badan jalan. Jika itu terwujud, lumayan mengurangi karut marut lalu lintas jalan. Belum lagi, kita semua tahu, para pengendara angkutan umum menaikkan dan menurunkan penumpang agak di tengah jalan. Maklum, lokasi untuk menepi termakan oleh barang dagangan atau para pejalan kaki. Kondisi yang kronis.

Disinilah pentingnya kemauan politik dari para pemimpin di pemerintah daerah (pemda). Maksud saya, mengontrol secara ketat peruntukan bahu jalan. Apa iya untuk menaruh barang dagangan sehingga para pejalan kaki tidak punya ruang. Pemda juga harus konsisten untuk menata angkutan umum. Menindak mereka yang menaikkan dan menurunkan penumpang secara sembarangan. Untuk kendaraan pribadi, aparat kepolisian juga mesti tegas menindak para pelanggar aturan jalan. Aparat jangan menutup mata atau permisif atas kondisi yang ada. Saya khawatir, kondisi karut marut berupa kemacetan menimbulkan kegundahan di kalangan pengendara sehingga berkurang konsentrasinya. Ujung-ujungnya, bisa jadi berpotensi memicu kecelakaan lalu lintas jalan. Apa gak kapok kalau selama ini tiga orang tewas setiap hari akibat kecelakaan lalu lintas jalan di Jakarta? (edo rusyanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline