Lihat ke Halaman Asli

KPK Soroti Pemotor

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_155437" align="aligncenter" width="640" caption="Foto"][/caption] SEORANG pemotor celingak-celinguk. Posisi persimpangan jalan padat dengan kendaraan. Sang pemotor lalu menerabas lampu pengatur lalu lintas jalan yang berwarna merah. Beberapa detik kemudian terdengar suara peluit. Adegan selanjutnya diperlihatkan sang pemotor mengeluarkan surat-surat kendaraan dari sakunya. Tapi, ini dia sorotannya, sang pemotor juga menyelipkan sejumlah uang. Berbarengan dengan adegan itu muncul tulisan ‘nyogok’. Itulah adegan iklan Komisi Pemberantas Korupsi alias KPK yang saya lihat dalam tayangan di Trans TV, Rabu (7/12/2011), berkisar 09.15-09.20 WIB. Iklan serupa sempat saya lihat sekilas sehari sebelumnya. Iklan KPK tersebut cukup menarik. Menohok jantung kehidupan masyarakat kita. Adegan pemotor di atas merupakan rangkaian dari sebuah cerita. Sebagai pembuka iklan, ditampilkan seorang anak kecil yang berbohong kepada orang tuanya. Sang anak tidak mengakui perbuatannya, malah menyalahkan kucing. Wajah sang model iklan bertransformasi ke masa remaja. Adegan di dalam kelas sekolah menengah atas. Situasinya menggambarkan para siswa sedang mengerjakan soal. Ketika seorang guru memeegoki gerakan seorang siswa yang dicurigai sedang menyontek, siswa tersebut melempar kertas contekannya ke siswa lain. KPK menyebutnya sebagai perbuatan curang. Sudah dua perilaku bobrok, berbohong dan curang. Bila ditambah perilaku pemotor diatas, lengkaplah sudah, berbohong, curang, dan suka nyogok. Tapi belum cukup ternyata. Ada adegan sang tokoh yang berselingkuh. Dan, puncaknya, digambarkan sang tokoh yang melakukan korupsi. Pada pamungkas, sang tokoh digambarkan dicokok. Lalu, masuk bui dengan memakai kaos belang-belang bertuliskan ‘koruptor’ dibagian dada. Sebagai awam saya menyerap pesan iklan tersebut dengan gamblang. Dimulai perilaku gemar berbohong, curang, suka nyogok, berselingkuh, hingga korupsi sebagai perilaku jalan pintas. Mencari kesenangan hidup dengan jalan mudah tanpa mau kerja keras. Nah, kalau soal pemotor yang suka nyogok petugas, rasanya juga terjadi dikalangan pengendara lainnya. Atau, jangan-jangan, ada petugas juga yang gemar menerima tawaran sogok. Nah loh. (edo rusyanto)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline