Lihat ke Halaman Asli

Membandingkan HIV dan Kecelakaan Jalan

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WAJAH Susan ceria. Dia didaulat bernyanyi oleh pengunjung kafe. Melantunlah lagu country nan ciamik dari bibir Susan. Usai menyanyi, para pria menyalami sang gadis manis berdagu bak lebah menggantung itu. Senyum Susan tak pernah lepas. Sementara itu, malam terus merangkak di tengah kota Jogjakarta. Kami melenggang meninggalkan kafe yang cukup ramai itu. Susan berbisik, “Kira-kira, mereka mau salaman dan nyanyi bareng gak yah kalau tahu gue ODHA?” Saya hanya tersenyum. ODHA kependekan dari Orang Dengan HIV/AIDS (human immunodeficiency virus and acquired immunodeficiency syndrome). Kenangan belasan tahun itu tak pernah bisa saya lupakan hingga hari ini. Saat itu, kami pernah berjalan bersama melakukan penyuluhan soal HIV/AIDS. Susan kini sudah berpulang. Tapi semangatnya tak pernah padam. Ya. Sosialisasi mengenai risiko dan potensi penyebaran HIV/AIDS mesti terus disebarluaskan. Semakin luas pemahaman soal itu, bisa memperkecil potensi terinfeksi HIV. Saat masa-masa awal kasus ini menyeruak di Indonesia pada pertengahan 1980-an, kita tahu bahwa penyebaran HIV/AIDS banyak dipengaruhi soal perilaku. Belakangan, faktor perilaku ternyata juga masih amat berperan. Masyarakat mengenalnya sebagai perilaku seks bebas dan pemakaian narkoba jarum suntik. Lantas apa kaitannya dengan kecelakaan lalu lintas jalan? Benar banget. Soal perilaku. Sekitar 90% faktor penyebab kecelakaan adalah dari sisi manusia. Dari keseluruhan faktor manusia, unsur terbesar adalah soal kelengahan dan sikap tidak tertib. Waduh. Data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional menunjukkan, berdasarkan penelitian tahun 2011, penyebab transmisi tertinggi adalah seks bebas (76,3%), diikuti jarum suntik (16,3%). Padahal, pada 2006, bahwa pertukaran jarum suntik penyebab utama transmisi HIV-AIDS (54,42%) dan seks bebas peringkat (38,5%). Tuh kan, gak jauh dari soal perilaku. Kalau soal korban, kecelakaan lalu lintas jalan pada 2010 menelan korban tewas sebanyak 31.234 orang alias 3-4 orang per jam. Sedangkan jumlah ODHA, seperti dilansir kementerian kesehatan ada 26.400 orang pengidap AIDS. Selain itu, ada 66.600 jiwa yang terinfeksi HIV positif. Hari ini, Kamis, 1 Desember 2011, banyak kalangan menggelar Hari AIDS Sedunia. Mereka merenung untuk berbuat sesuatu kepada masyarakat sekitar agar tidak terpapar HIV. Salah satunya, mengajak masyarakat agar berperilaku sewajarnya saja. Walau, seperti juga kasus kecelakaan lalu lintas jalan, yakni ketika sudah tertib di jalan tapi tetap saja menjadi korban karena ditabrak orang yang ugal-ugalan, kasus HIV/AIDS juga bisa mirip. Seorang ibu rumah tangga yang pola hidupnya wajar-wajar saja, terpaksa terpapar dari sang suami yang langganan pekerja seks komersial. Kalau sudah begini, para bapak-bapak juga mesti ingat keluarga tercinta di rumah. Tidak ugal-ugalan di jalan, tapi juga tidak ugal-ugalan di ranjang. Bagaimana? (edo rusyanto)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline