Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Musik Klasik Terhadap Psikologi Manusia

Diperbarui: 3 Juni 2023   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kata musik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Muse. Muse dalam mitologi Yunani adalah para dewi yang menguasai bidang seni dan ilmu pengetahuan. Menurut ahli perkamusan musik ialah Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal dan instrumental yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, khususnya yang bersifat emosional. Unsur-unsur musik terdiri dari suara, nada, ritme, melodi, harmoni, dan notasi. 

Musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia karena music dapat memberikan rasa senang, gembira, dan nyaman. Musik memiliki peran dalam bidang akademis yang dapat membantu dalam membentuk pola belajar, mengatasi kebosanan, dan mencegah kebisingan yang dapat mengganggu konsentrasi. 

Musik klasik berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga berperan dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, dan raga manusia. Berdasarkan penelitian bahwa music klasik mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah dimana nada-nada tersebut memberikan stimulasi berupa gelombang alpha yang dapat memberikan ketenangan, kenyamanam, dan ketentraman. 

Mulai era abad pertengahan hingga saat ini varian musik klasik sangat luas dan terus berkembang dimulai dari perkembangan musik klasik pada abad pertengahan dari penerapan system diatonic sederhana hingga mencapai kompleksitasnya di akhir era romatik. Musik klasik umumnya secara umum dikenal sebagai music serius.

Di Indonesia music klasik menarik perhatian masyarakat menengah dan pemerintah. Bukti dari perhatian tersebut dimana dibukanya program-program Pendidikan vokasional di tingkat Sekolah Menengah Keterampilan dalam bidang music. Pada abad ke-20 menyediakan Pendidikan tinggi untuk bidang music klasik, berawal dari Sekolah Musik Indonesia(SMIND) di Yogyakarta menjadi Akadamik Musik Indonesia(AMI) dan pada tahun 1984 hingga saat ini telah berubah menjadi sebuah jurusan Musik dan Seni Pertunjukan(FSP) Institut Seni Indonesia(ISI), Yogyakarta.

Musik klasik sering digunakan sebagai terapi music klasik karena dapat mengurangi tingkat kecemasan terhadap diri seseorang. Berikut peranan music klasik terhadap tingkat kecemasan seseorang, yaitu :

  • Mengatasi kecemasan pada ibu hamil 

Terapi music klasik dapat mengurangi kecemasan pada ibu hamil karena terapi music klasik merupakan teknik yang efektif untuk mengalihkan perhatian seseorang terhadap cemas yang berlebih. Musik klasik  dapat membantu seseorang menjadi lebih rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa sedih, membuat jadi gembira, dan membantu melepaskan rasa sakit. Ibu hamil dapat mengurangi rasa cemas dengan mendengarkan music klasik tanpa mengonsumsi obat atau melalukan penanganan dengan cara farmakologi.

  • Mengatasi depresi pada lansia

Terapi musik klasik dapat memberikan pengaruh terhadap depresi lansia karena dapat mengetasi rasa kesepian yang dialami. Musik yang didengar melalui telinga akan distimulasi ke otak kemudian music tersebut akan diterjemahkan menurut jenis music dan target yang akan distimulasi.

  • Mengatasi konsentrasi belajar

Musik memiliki hubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Sulit untuk berkonsetrasi ketika benar-benar rileks dan sulit untuk rileks ketika berkonsetrasi penuh, oleh karena itu relaksasi yang diiringi dengan musik dapat membuat pikiran selalu siap dan memiliki daya tahan berkonsentrasi saat belajar. Itulah beberapa hal yang pengaruh music klasik terhadap psikologis manusia. Mari mendengarkan music klasik agar dapat memberikan kenyaman, kegembiraan, dan rasa tenang. Selamat mendengarkan music klasik!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline