Kisah pemerkosaan merupakan hal paling tragis yang pernah kita dengar. Memilukan rasanya membayangkan seseorang yang dipaksa memuaskan nafsu bejat. Bukanlah hal mudah untuk diterima menjadi korban pelecehan ataupun pemerkosaan.
Jika ini dialami mereka yang masih berusia muda, maka dampak traumatisnya akan membekas hingga seumur hidup. Perjalanan yang masih panjang serta mimpi-mimpi yang ingin digapai, seketika bisa lenyap direnggut oleh peristiwa keji tersebut.
Hal inilah yang diangkat oleh miniseri original dari Genflix, berjudul Asya Story. Kisahnya diadaptasi dari novel kontroversial karya Sabrina Febrianti di Wattpad, yang dibukukan tak kurang dari 31 juta pembaca.
Serial yang berdurasi 11 menit per episode ini menyoroti isu kekerasan seksual remaja bernama Asya, seorang gadis SMA mengalami kejadian traumatis yakni diperkosa kakak kelasnya sendiri.
Serial ini terasa spesial dengan durasinya yang pendek membuat penceritaan tak bertele-tele. Dimulai pengenalan tokoh dan masalahnya, sesederhana itu disusun dengan naskah yang begitu rapi dan subtansial, berhasil bikin kita sebagai penonton penasaran dengan para karakter hingga nantinya peduli apa yang terjadi pada mereka.
Akting Brigitta Cynthia juga tak kalah bagus. Sebelumnya kita kenal ia sebagai Gigi 'Cherrybelle', kini mampu menunjukkan kapasitas aktingnya yang jempolan sebagai Asya.
Pujian besar dilontarkan kepada Ichwan Persada sebagai sutradara mampu membawakan visi nya dengan lancar. Warna dan vibe serial ini layaknya menyaksikan 27 Steps of May versi remaja dan manakala ini jauh lebih accessible buat ditonton oleh orang-orang awam. Ditambah lagi kelihaiannya dalam menerjemahan 'pemerkosaan' itu sendiri.
Tak perlu beliau memperlihatkan sekuen vulgar, cukup mendengar suara saja pun sudah ampuh bikin hati berteriak. Disajikan dengan cerdas agar menjadi petunjuk bagi cerita ini di selanjutnya.
Meski serial ini di adaptasi dari wattpad, tak serta merta elemen murahan aka alay yang biasanya dicampur adukkan, sama sekali tidak ada disini. Serial ini malah lebih menyesakkan membawa ke arah feel yang depressed, tak jarang membuat hati kita terenyuh.
Pesan sosial yang diselipkan tak hanya matalapetaka korban pemerkosaan, melainkan juga bagi si orangtua yang ikut menanggung malu. Berbagai lapisan masalah yang bertumpu pada satu tema dieksekusi dengan baik.