Lihat ke Halaman Asli

Ketegasan Pemerintah Jadi Kunci

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_137522" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Kompas Images"][/caption]

“Noh, daripada intel ngintelin iPad mending tangkepin penceramah-penceramah agama yg nyebarin kebencian noh. Dari agama mana aja,” tulis Joko Anwar, sutradara film, di akun twitter-nya. Bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepuluh Kepunton, Jalan Arif Rahman Hakim, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9), memicu reaksi keras dari beberapa tokoh melalui akun twitter-nya.

Pergunjingan kemudian menjadi hangat di twitter mengingat kasus pengeboman di rumah ibadah ini bukan terjadi untuk pertama kalinya. Belakangan isu soal toleransi agama juga sering diperbincangkan, kaitannya dengan beberapa kejadian intoleransi di Cikeusik maupun Temanggung. Seperti bola salju, masalah ini semakin lama akan semakin menumpuk tebal dan tentunya akan merugikan beberapa pihak terkait.

Belakangan, sikap publik dalam melihat isu intoleransi agama ini memang mulai merujuk kepada suatu oknum tertentu. Hal ini didasari atas kejadian yang sempat terjadi di Cikeusik, Temanggung, hingga yang terakhir adalah pemboikoitan film “?” yang rencananya diputar oleh salah satu stasiun TV swasta. Namun begitu tak satu pihak-pun mau menyebut terang-terangan karena memang tidak ada bukti yang jelas soal itu. Goenawan Mohamad melalui akun twitter-nya mengatakan, “Berapa lama lagi mereka akan bunuh orang Kristen, Ahmadiah, Syi'ah, Suni, dst? Tahukah mereka, yang berlainan dgn mereka tak akan hilang?”

Sementara Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, rencananya baru akan berkomentar sore ini. Meski begitu, sikap publik sudah apatis akan sikap yang diambil pemerintah menangani kasus ini. Dalam beberapa kasus intoleransi beragama sebelumnya, pemerintah, dalam hal ini Polri, memang tidak cukup mampu bertaji dalam menindak pelaku kekerasan dan intimidasi.

Ketidak-tegasan pemerintah inilah yang sebenarnya merugikan banyak pihak. Di satu sisi, masyarakat tentu akan merasa terancam dan tidak tenang dengan adanya kejadian pengeboman rumah ibadah tersebut. Di lain sisi, bagi kelompok tertentu, tentu tidak nyaman mendapat prasangka dan cap buruk dari publik terkait kejadian intoleransi yang terjadi belakangan ini, apalagi kalau nyatanya mereka sama sekali tidak terlibat dalam tindak pengeboman tersebut.

Pemerintah punya peran sentral dan penting dalam menyelesaikan masalah ini. Mengusut tuntas dan menindak tegas pelaku pengeboman adalah cara yang harus ditempuh oleh pemerintah, tidak boleh lagi bersikap lunak. Kejadian macam ini rasanya terus berulang, hingga kalau tidak ditangani secara serius akan berimbas buruk bagi banyak pihak. Masyarakat merasa tak aman, oknum juga akan tak nyaman dituduh.

Kunci persoalan ini ada di pemerintah. Dibutuhkan kemauan yang serius untuk menyelesaikan problem ini dan menciptakan kejelasan mengenai apa dan siapa yang ada di balik pengeboman ini. Kejelasan akan membawa publik tak terus-menerus dalam prasangka buruk terhadap oknum tertentu. Begitupun oknum tersebut tak perlu terus menerus merasa tertuduh apabila memang bukan mereka yang melakukan hal tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline