Lihat ke Halaman Asli

Edward Theodorus

Dosen psikologi di Universitas Sanata Dharma

Sangat Mudah Mencintai Film Sri Asih (2022)

Diperbarui: 19 November 2022   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi diambil dari: https://bumilangit.fandom.com/wiki/Sri_Asih

Menonton film Sri Asih mirip dengan menyaksikan orang tercinta kita bernyanyi karaoke. Kita cinta orang itu, tapi ya kita menahan diri untuk tidak mengomentari kekurangan dan kejanggalan kualitas penampilannya. Janganlah hubungan jadi rusak karena kita terlalu jujur. Toh, kita tetap mencintainya meskipun nyanyiannya sedikit fals.


Saya sangat menyukai film Sri Asih. Oleh karena itu, di bagian pertama ulasan ini saya ingin membahas aspek-aspek yang sangat saya kagumi dan nikmati dari film itu. Tidak seperti analogi karaoke tadi, saya ingin terlalu jujur dengan membahas juga kekurangan dan kejanggalan film itu di bagian kedua tulisan ini. Jadi, jika tidak ingin terganggu dengan komentar pedas saya, silakan jangan membaca bagian kedua. Saya tandai kok, biar Anda pembaca budiman dapat mengetahui kapan berhenti membaca jika tidak ingin membaca bagian kedua.


BAGIAN PERTAMA


Satu hal yang paling menonjol dan paling dapat dinikmati adalah akting Pevita Pearce. Aktris ini tampak menjiwai betul karakternya. Kita seperti mendapatkan gambaran manusiawi tentang karakter Sri Asih sebagai manusia biasa maupun manusia digdaya. Kita akan tehanyut oleh ekspresi emosi yang ditampilkannya, entah itu menangis saat berduka, tersenyum bahagia saat bertemu sahabat lama, melampiaskan kemarahan saat bertarung, maupun tampang psikopatis-nya saat yakin akan menjatuhkan lawannya. Akting yang sangat berkualitas.


Film ini sangat menghibur, apalagi bagi penyuka cerita komik dan superhero. Sensasinya mirip dengan ketika saya menonton superhero Amerika dan Jepang di masa kecil saya. Siapa yang tidak puas ketika superman, batman, gaban, sariban, voltron mengalahkan penjahat dan monster? Dulu saya mengimajinasikan menjadi superhero ala dua negara itu. Beruntunglah kaum muda zaman kekinian yang bisa mengimajinasikan menjadi superhero ala Indonesia.  


Film ini, seperti berbagai film superhero lainnya, menceritakan ulang mitos yang berkembang di masyarakat lokal. Tokoh Thor diadopsi dari mitos Norwegia, Black Adam dari Timur Tengah (kemungkinannya Irak), dan Hawkman (juga Moon Knight) dari Mesir. Tokoh Sri Asih, tentu saja berlatar belakang mitos Jawa, khususnya Yogyakarta. Jogja memang istimewa. Hehehe...


Hal lain yang sangat menarik bagi saya adalah dimasukkannya elemen-elemen sejarah Indonesia dalam plot cerita. Mungkin terinspirasi dari cerita Wonder Woman yang menginkorporasi sejarah perang dunia pertama, pun Miss Marvel sejarah Pakistan, dan Captain America sejarah perang dunia kedua. Bisa saja orang beranggapan sejarah kok dirusak dengan fiksi. Saya bukan termasuk orang yang seperti itu. Bagi saya, memfiksikan unsur sejarah malah memancing saya untuk lebih menekuni sejarah aslinya. Ini menjadi semacam motivasi untuk belajar sejarah. Dan itu adalah hal yang bagus.


Saya belum membaca komik asli Sri Asih, jadi tidak bisa membandingkan film itu dengan cerita aslinya. Yang menakjubkan bagi saya adalah fakta bahwa ketika saya mengatakan pada mentor saya yang berusia lebih dari 75 tahun bahwa saya akan menonton film Sri Asih, beliau langsung berkomentar menyenangkan dan teringat kembali bahwa Sri Asih adalah komik yang dulu beliau baca waktu kecil, bersamaan dengan komik Buck Rogers. Ya, lansia Indonesia bisa saja menjadi pangsa pasar film itu. Mari kita nantikan komentar lainnya dari para pembaca komik Sri Asih edisi awal.  


Nah, terlihat kan, dari bagian pertama tulisan saya di atas, ada banyak hal yang bikin saya jatuh cinta pada Pevita Pearce... eh... pada film Sri Asih, maksudnya.


Sampai titik ini, para pembaca budiman semoga terbangkitkan semangatnya dan terbujuk untuk menonton film Sri Asih. Jika tidak ingin semangat ini rusak atau terganggu, mohon jangan baca bagian kedua tulisan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline