Lihat ke Halaman Asli

Edward Theodorus

Dosen psikologi di Universitas Sanata Dharma

Sentimen Keagamaan & Ilmu Sosial-Humaniora: Sebuah Renungan Paskah

Diperbarui: 20 April 2017   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi diambil dari http://www.artbible.org

Ada sebuah peristiwa menarik dari serangkaian peristiwa penyaliban Yesus yang masih relevan hingga kini, yaitu penghakiman-Nya di hadapan massa sebelum disalibkan. Secara singkat, beginilah kira-kira konteks peristiwa tersebut.

Beberapa pemuka agama merasa terancam dengan kehadiran seseorang yang sepenuh hati mengabdi pada kemaslahatan umat manusia, mengajarkan kebenaran, dan sungguh-sungguh menjalankannya. Massa dihasut untuk membenci dan menghakimi orang tersebut. Penguasa (pemerintah) jadi ikut-ikutan merasa terancam karena jika salah langkah, dapat terjadi kekacauan alias instabilitas dalam jalannya roda pemerintahan. Penguasa dan pemuka agama lalu bermain politik culas untuk menjerumuskan orang yang baik dan benar ini. 

Dan masyarakat banyak pun termakan oleh hoax alias fitnah dan permainan politik tersebut. Senjata yang digunakan adalah sentimen keagamaan. Begitu terbuainya masyarakat oleh sentimen keagamaan, sehingga akal sehat pun menjadi sekarat, sedangkan amarah, curiga, dan benci menjadi merajalela. Akhirnya, keputusan bersama yang diambil adalah menghukum orang yang baik dan benar tersebut, meskipun tidak ditemukan pelanggaran hukum.

Sampai sekarang, 2000-an tahun kemudian, skenario yang kurang lebih serupa masih saja terjadi. Padahal ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) telah jauh berkembang pesat.

Seiring perkembangan zaman, Iptek membantu manusia memecahkan masalah-masalah penting di masyarakat. Masalah yang pada zaman sebelumnya merepotkan, belum atau sulit dipecahkan, setelah ada inovasi lalu menjadi bukan masalah lagi di zaman berikutnya.

Sampai pada tahun 1990-an, komunikasi jarak jauh di antara banyak orang itu masih sulit dan mahal. Lalu dikembangkanlah internet.

Sampai pada tahun 1940-an, banyak orang masih meninggal karena infeksi. Lalu ditemukanlah antibiotik.

Sampai pada tahun 1900-an, transportasi jarak jauh masih menyebalkan. Lalu diciptakanlah pesawat terbang.

Sampai pada tahun 1860-an, hampir semua orang mempercayai bahwa bumi berusia 4000-an tahun. Lalu dengan ilmu geologi dan teori evolusi, masyarakat jadi mengetahui bahwa bumi berusia 4,5 miliar-an tahun.

Sampai pada akhir tahun 1700-an, produksi barang itu mahal dan terbatas. Lalu terjadilah revolusi industri.

Di antara tahun 1300-an sampai tahun 1600-an, dunia dilanda wabah kematian hitam (black death), dan penjelasan yang umum saat itu adalah wabah itu disebabkan oleh kurangnya iman dan banyaknya dosa. Lalu ilmu kedokteran menjadi semakin maju sehingga ditemukanlah bahwa penyebabnya adalah bakteri. Dampak lainnya adalah berkembangnya ilmu pengetahuan ilmiah, basis dari pengetahuan yang sekarang diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline