Lihat ke Halaman Asli

Bukan Pep Atau Mou, Inilah Sosok Pelatih Jenius yang Sesungguhnya

Diperbarui: 4 Februari 2016   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto : theguardian.co.uk"]
[/caption]Jika saat ini kita berbicara mengenai pelatih sepakbola dunia pasti tak akan jauh dari nama Jose Mourinho atau Pep Guardiola yang resmi akan melatih Manchester City musim depan. Mourinho banyak dibicarakan karena secara mengejutkan dipecat oleh Chelsea lantaran dinilai gagal mempertahankan bentuk permainan terbaik Chelsea hingga terseok-terseok di papan bawah klasemen Liga Inggris.

Selain itu, terancamnya posisi Louis van Gaal di kursi kepelatihan Manchester United membuat namanya muncul di permukaan untuk mengisi posisi yang kemungkinan besar akan ditinggal sang meneer. Terlebih dengan datangnya Pep Guardiola yang merupakan seteru "The Only One" di La Liga dulu untuk menggantikan Posisi Manuel Pellegrini

Membicarakan keduanya memang selalu menarik. Sebagian orang menilai Mourinho dan Pep ialah pelatih terbaik yang ada di persepakbolaan saat ini. Mourinho dianggap jenius karena terbukti telah menaklukkan 4 liga yang berbeda dan juga punya 2 gelar Liga Champions saat membawa FC Porto dan Internazionale jadi juara.

Namun dibalik semua prestasinya tersebut masih saja ada yang berbicara miring tentang dirinya karena dianggap hanya bisa menangani tim besar yang sudah bertabur bintang, sedangkan saat dirinya menggemparkan eropa dengan FC Porto hanya dinilai kebetulan belaka karena di final lawannya hanya AS Monaco.

Pep Guardiola? Siapa yang tak kenal dengan pelatih berkepala plontos yang senantiasa memainkan possession football di setiap tim yang dilatihnya. Prestasi tertinggi Pep tentu saja saat mengantarkan Barcelona menyapu bersih gelar di tahun 2009 yang sampai saat ini belum ada pelatih yang menyamai taruhannya tersebut. Selain itu kelebihan Pep ialah bisa memaksimalkan pemain untuk bermain di luar posisi naturalnya.

Di final Champions League 2009 saat melawan Manchester United contohnya, di partai yang maha penting Pep secara mengejutkan menempatkan Yaya Toure sebagai center back untuk mendampingi Gerard Pique akibat absennya Rafa Marquez, padahal saat itu masih ada Carles Puyol yg harus rela digeser ke fullback kanan. Perubahan posisi Javier Mascherano ke posisi center back juga berkat kejelian Pep. Tidak cukup sampai disitu, bahkan saat melatih Bayern Muenchen Pep lebih gila lagi dalam merubah posisi seorang pemain.

Bayangkan saja, Philipp Lahm yang bertubuh mungil disulap olehnya menjadi seorang gelandang bertahan, dan hebatnya sang kapten bermain tak kalah bagusnya jika dibandingkan dengan saat bermain di posisi natural sebagai fullback kanan maupun kiri. Meskipun begitu, tak semua orang mengakui kejeniusan Pep karena banyak yang berpendapat siapapun bisa menjadi juara jika tim yang dilatih ialah Barcelona dan Bayern Muenchen.

Lihat saja Luis Enrique, hancur lebur di AS Roma namun dengan mudahnya meraih treble winners bersama Barca. Adapun prestasi Pep yang selalu juara Bundesliga bersama Bayern sama sekali tak diperhitungkan karena di Bundesliga Bayern seperti memonopoli liga.

Setiap ada pemain yang bersinar di tim rival selalu dibajak untuk bergabung. Bahkan para petinggi Bayern sendiri dalam hal ini Franz Beckenbauer  dan Lothar Matthaeus tak menyukai gaya permainan Pep. Mungkin lain halnya jika Pep bisa membawa Bayern Juara Liga Champions karena bagi pendukung Bayern yang sesungguhnya kualitas Pep masih di bawah Jupp Heynckess dan Ottmar  Hitzfeld.

Mungkin saja alasan Pep ke Premier League untuk membuktikan bahwa dia tidak akan cari aman dengan melatih tim yang hampir pasti juara liga lokal.

Lantas siapa sesungguhnya pelatih jenius itu? Jawabannya mudah, Mauricio Pochettino. Bukan karena gelar juara yang pernah diraihnya karena saat ini belum ada satupun piala yang dihadirkan pelatih asal Argentina terebut kepada tim yang pernah diasuhnya. Kelebihan Pochettino ialah bisa melihat dan memaksimalkan bakat terpendam dari pemain yang sebelumnya hampir tak dikenal untuk menjadi pemain hebat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline