Lihat ke Halaman Asli

Merancang Pembelajaran PAI dengan Lingkungan Kaya Literasi dan Numerasi

Diperbarui: 7 Oktober 2024   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pribadi


Hari ini merupakan kali kedua penulis pada tahun ini diberi kepercayaan menjadi narasumber. Kegiatan hari ini diselenggarakan oleh Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Selatan dengan tajuk PPKB (Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan). 

Penulis kebagian materi mengenai penyusunan Assemen berbasis literasi dan numerasi. Penulis sungguh berbahagia karena bertemu dengan para guru PAI(Pendidikan Agama Islam) dari 3 kabupaten seperti Kabupaten HSS(Hulu Sungai Selatan), Kabupaten HST (Hulu Sungai Tengah), dan Kabupaten Tapin.

Pertemuan ini diawali sebuah kalimat yang memotivasi dari kepala tata usaha Kementrian Agama Kabupaten HSS selaku tuan rumah sekaligus membuka acara dengan mengatakan jadikanlah diri kita dicintai oleh murid, berusahalah memberikan pembelajaran yang optimal walaupun tidak sempurna. 

Setelah itu dilanjut materi dari Bapak Jainuddin, M.Pd yang penuh inspirasi dan interaktif dengan peserta PPKB. Beliau adalah seorang guru PAI yang sekarang mendapat tugas tambahan menjadi kepala sekolah di salahsatu sekolah di daerah Kandangan Kabupaten HSS. 

Pribadi

Beliau menjelaskan mengenai mengolah CP, Tujuan pembelajaran, dan alur tujuan pembelajaran dengan mengacu kepada keputusan Kepala BSKAP nomor 032 tahun 2024. Pada keputusan tersebut dijelaskan mengenai segala muara dari pembelajaran PAI yang menggunakan kata operasional "Memahami". 

Ternyata didalam kata operasional tersebut terdapat turunannya dalam memfasilitasi peserta didik seperti Penjelasan ; Perspektif ; Empati ; Pengenalan Diri ; Interpretasi ; Aplikasi. 6 hal ini yang harus diperhatikan guru PAI dalam membuat tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.

Sebelum penyampaian materi oleh Bapak Jainuddin, penulis berbincang dengan Ibu Syarifah dan Ibu Hafiya salah satu guru yang ikut dalam kegiatan PPKB mengenai literasi. Mereka mengatakan bahwa menulis itu susah,kadang susahnya adalah melanjutkan kalimat. 

Lalu sontak penulis berkata bahwa kalimat yang stagnan itu dikarenakan kosakata yang minim akibat kurangnya membaca dan kita tidak mendalami apa yang ditulis. Oleh karena itu cara ampuh untuk menulis mudah adalah tulislah mengenai keseharian, keresahan,dan kesukaan disekeliling kita. Penulis sudah membuktikannya dengan menelurkan 4 buku solo rentang tahun 2023 hingga 2024 ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline