Penulis hari ini sedang mengikuti kegiatan peringatan Isra Mi'raj di Masjid Darul Falah Lumbu Kabupaten Tapin yang insyaAllah diisi oleh Tuan Guru KH Ahmad Barmawi Kulur. Sambil diiiringi pembacaan Kitab Simtudduror karangan Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsy. Suatu kitab yang sangat populer di dunia khususnya di Indonesia.
Sambil menunggu penceramah datang, penulis bercerita, tadi siang sedikit memandu mengenai pengisian perencanaan kinerja guru di PMM (Platform Merdeka Mengajar). Penulis mengawali dengan mengatakan bahwa setiap perubahan memang menawarkan perasaan tidak nyaman,khawatir, dan bisa jadi menganggu dinamika rutin kita. Namun itu adalah bagian dari langkah untuk menuju kedewasaan dan puncaknya adalah kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan khususnya menjadi seorang guru.
Banyak peserta yang mengeluh karena banyaknya deretan aplikasi yang harus dimiliki oleh seorang guru baik dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Apakah dapat aplikasi untuk pendidik dijadikan satu saja tetapi seluruhnya terintegrasi?
Walaupun testimoni penulis dalam hal pengisian rencana RHK di platform ini tergolong mudah,karena tinggal mengklik saja apa yang kita anggap bisa selama 6 bulan (Januari-Juni),dan minimal untuk pengembangan kompetensi dicapai 32 point. Entah apa makna dari 32 point tersebut penulis belum mengetahuinya.
Kita harus menerima dengan lapang dada bahwa dunia sekarang bergerak dengan cepat,dan sangat dinamis. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki mindset yang kokoh dalam menjalankan profesi mulia tersebut. Diantara mindset yang dianjurkan dimiliki oleh seorang guru tersebut adalah :
1. Meyakini bahwa dunia bersifat tidak pasti, oleh karena itu sifat adaptif perlu untuk ditanamkan kepada pikiran dan tindakan guru didalam setiap kebijakan yang tetapkan.
2. Membuka diri terhadap hal-hal baru dan tidak segera menolak perubahan tersebut sembari mempelajarinya secara holistik sebelum mengeluh.
3. Jika dirasa ada yang bertentangan dengan nilai-nilai, keyakinan kita sebagai guru,maka mulailah menulis hingga keluhan kita dapat dibaca oleh banyak orang khususnya pihak yang terkait. Tulislah pendidikan ideal menurut pengalaman pembaca dan sesuai referensi agar suatu saat pendidikan dapat berjalan dengan lebih baik.
4. Menyadari bahwa yang paling penting dari rangkaian teknologi tersebut adalah murid. Jadi jangan sampai hanya gara gara teknologi kita menomorduakan tugas utama yakni mendidik,mengajar dan memfasiltasi murid tersebut untuk mengembangkan potensinya serta menjadikan ia sebagai manusia yang taat dengan Tuhannya. Jadikan teknologi itu hanya sebagai alat bukan tujuan,jadikan teknologi itu sebagai cemilan bukan makanan pokok.
5. Mulailah banyak membaca. Cakupan makna membaca itu luas sekali,diantaranya dapat membaca buku,membaca alam sekelilingnya termasuk mengenai kebijakan yang sedang dijalankan atau fenomena terkait sekolah dan murid.
Berkaca dari perkataan Bapak Anies Baswedan bahwa jika suatu hal itu diniatkan untuk investasi maka tidak ada ruginya dan tidak akan sia-sia tetapi jika suatu hal tersebut berdasarkan untung-rugi, membuat zona nyaman rutinitas kita terganggu maka outputnya hal atau tugas tersebut menjadi beban.