DARI tiga bahasa yang saya kuasai,semua saya pelajari secara otodidak.Dan hanya sedikit yang mengalami sentuhan pendidikan formal.
Kalimat pembuka tulisan ini tentu bisa diartikan macam-macam bila tidak dibubuhi keterangan lanjutan.Maka inilah penjelasannya;kita semua tahu,dalam mempelajari suatu bahasa,tentu lebih baik bila kita belajar kepada native speaker,penutur asli.Karenanya sering kita temui,banyak lembaga pedidikan bahasa asing yang memakai jasa orang dari negara yang sedang kita pelajari bahasanya itu sebagai tenaga pengajar.Alasannya ya itu tadi;agar peserta didik menjadi lebih cepat menguasai bahasa yang dipelajari,tidak sekadar perbendaharaan kosa kata,tetapi lebih masuk ke logatnya sekaligus.
Dengan mempelajari langsung dari native speaker pulalah saya menguasai tiga bahasa.Konkretnya;dari ibu saya belajar bahasa Jawa,dari bapak saya belajar bahasa Madura dan dari kedua beliau saya mempelajari bahasa Indonesia!
Tetapi bukan berarti saya tidak belajar bahasa asing.Tidak.Karena setiap saya ketemu dengantenant yang dari Jepang,saya pun belajar bahasa Jepang.Langsung dari penutur asli.Hasilnya?
Alhamdulillah,saya telah menguasai tiga kosa kata;arigato,konnichiwa dan daidokoro. Arigato saya ucapkan setelah diberi sesuatu,konnichiwa bila menyapa orang disiang hari dan ke daidokoro bila saya perlu memasak mie instan.
Selain orang Jepang,ditempat kerja saya juga banyak orang dari Korea.Kepada mereka saya juga belajar bahasa Korea.Kata pertama yang ingin saya ketahui adalah terima kasih.Arigato dalam bahasa Jepang.
“Terima kasih?”tanya si orang Korea dengan bahasa Indonesia logat Korea kepada saya.
“Ya,terima kasih bahasa Koreanya apa?”saya mengulangi pertanyaan yang tadi telah saya utarakan.
“Terima kasih...Gam sa ham nida,”tulisnya sambil berkata.Saya memang menyodori selembar kertas.Dengan jawaban yang ditulis,membuat saya tak gampang lupa.
“Kalau selamat pagi?”tanya saya lagi
“Selamat pagi; an nyung ha se yo,”jawabnya.”Apa lagi?”