Lihat ke Halaman Asli

editan to

Mengelola Usaha Percetakan

Libur Isa Almasih, untuk Siapa?

Diperbarui: 26 Mei 2022   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan Tuhan Yesus Kristus (Foto: paroki nandan)

HARI ini 26 Mei 2022, kalender menunjuk angka merah. Hari libur nasional. Keterangan tanggal menyebutkan bahwa Kamis ini adalah hari Kenaikan Isa Almasih. Sedangkan di kalender yang dicetak orang Kristen/Katolik disebutkan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus.

Sebagai orang yang bergerak di bidang di percetakan, saya kerap mendapat pesan pembuatan kalender. Tentu, saya mengacu kepada keputusan pemerintah mengenai hari libur. Sebagaimana libur tahun 2022 ini berdasar Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokras.

SKB tiga menteri itu tertuang dalam Keputusan Nomor 963 Tahun 2021, Nomor 3 Tahun 2021, dan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022. SKB ini rutin sudah dipublikasikan di kuartal pertama untuk tahun berikutnya.

Pemerintah menggunakan kata Isa Almasih sebagai kata ganti Tuhan Yesus Kristus yang diimani umat Kristen/Katolik. Penentuan penyebutan Isa Almasih atau Yesus Kristus itu yang kerap menjadi perbicangan saya dengan pemesan.

Jika customer dari kalangan instansi pemerintah atau pelanggan non Kristen sudah pasti digunakan diksi Isa Almasih, sebaliknya bila perorangan atau kelembagaan yang dikelola Kristen/Katolik memesan kalenderk selalu diberi note agar tidak keliru mencetak dengan nama Yesus Kristus.

Sebagai orang yang butuh pekerjaan demi mesin cetak teap menggiling sehingga usaha berputar tentu saya maklum atas semua permintaan pelanggan itu. Namun, hal itu kadang membuat pertanyaan dalam diri bahkan itu keram menggelisahkan hati.

Saya membaca di suatu pemberitaan bantahan di Kementerian Agama. Saya kutip dari Media Indonesia, 10 Mei 2022. Cerita yang berkembang diceritakan ada kesepatan antara Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas yang merespon keinginan para Uskup atau pimpinan umat Katolik Indonesia mengganti nama libur Wafat dan Kenaikan Isa Almasih menjadi Wafat dan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus.

Konon kesepatan itu dibicarakan dalam pertemuan di Aula Catholic Center Keusukupan Amboina, 23 April 2022. Namun, Plt Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono justru  menegaskan bahwa tidak benar adanya kesepakatan tersebut.

Namun, Adiyarto mengakui ada aspirasi yang disampaikan dalam acara tersebut. Alias, usulan penggantian Isa Almasih dengan Yesus Kristus itu benar disampaikan secara lisan. Dalam berita tersebut tidak diceritakan apa respon Menag Gus Yaqut atas usulan tersebut.

Hal yang berkembang liar di publik adalah Gus Yaqut telah menyetujui pengubahan nama hari libur tersebut. Kita baca kemudian aksi penolakan di berbagai tempat. Hal itu, misalnya ditegaskan Direktur Al-Azhar Center Sumbar Buya H Hannan Putra Lc MA. Ia menyoroti pergantian itu akan merusak akidah Islam karena Yesus bukan Tuhan.

Buya Hannan mengutip dari Surat QS Al Maidah 72, "Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah itu dialah Almasih putra Maryam." Padahal Almasih (sendiri) berkata, 'Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.' Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline