Lihat ke Halaman Asli

editan to

Mengelola Usaha Percetakan

Vaksin Gratis, Jokowi Pertama Suntik, Mau Apalagi?

Diperbarui: 17 Desember 2020   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo (Foto: publicanews)

Di Indonesia apa saja jadi polemik. Tidak terkecuali Covid-19. Setidaknya itu yang terekam dalam media, apalagi di media sosial. Selalu ada kubu yang bertolak belakang, padahal pandemi dunia ini merupakan musuh bersama.

Layaknya ada musuh bersama seharusnya dilawan bersama. Bagaimana bisa menjadi pemenang jika kita tercerai berai. Begitu pula melawan pandemi Covid-19 yang merupakan ancaman bersama dan belum pernah terjadi sebelumnya, kenapa malah memperuncing kondisi yang ada.

Soal pengendalian pandemi, misalnya, sejak awal sudah ada kontradiksi antara pemerintah pusat dan DKI Jakarta. Perbedaan ini diperparah dengan mengaitkan latar politik Jokowi dan kelompok pengusung Anies Baswedan.

Beda sudut pandang ini bahkan terus mengemuka hingga pemilihan vaksin Covid-19. Pemerintah sudah memulai mencari vaksin sejak pertengahan tahun. Indonesia sangat membutuhkan akses cepat terhadap ketersediaan vaksin.

Journal Science saat itu mempublikasikan vaksin Sinovac sudah berhasil pada uji hewan. Ketika negara lain baru mau masuk uji tahap 1, Tiongkok dengan Sinovac telah masuk uji tahap dua seiring keberhasilan meredam penularan virus corona di negara asal virus Covid-19.

Vaksin pun menjadi barang langka yang dicari seluruh bangsa di dunia. Pertimbangan vaksin Sinovac yang pengembangannya berlangsung cepat maka menjadi pilihan pemerintah.

Uji tahap ketiga vaksin ini pun langsung dimulai di Bandung, melibatkan Universitas Padjajaran. Uji terhadap 1.620 relawan dinilai berhasil. Ikut menjadi relawan antara lain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan jajaran pimpinan militer dan kepolisian setempat.

Pada pertengahan November Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapannya untuk menjadi orang pertama yang siap disuntik vaksin Covid-19. Hal senada juga disampaikan para pejabat negara hingga Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah.

Kemudian menjadi terkesan aneh jika dai sekondang Aa Gym harus menyerukan Jokowi harus disuntik pertama vaksin baru diberikan kepada rakyat. Pernyataan pendukung Anies Baswedan ini terasa aneh. Apalagi disampaikan Rabu kemarin. Bukankah Jokowi sudah menyatakan diri sejak lama?

Jokowi sendiri telah menyatakan komitmennya untuk menjalani tes pertama vaksin Covid-19. Keputusan Jokowi ini, tentu saja tidak meniru PM Singapura. Atau ingin membandingkan dengan PM Brasil Jair Bolsonaro yang menolak vaksin pertama.

Presiden Jokowi juga menyatakan gratis vaksin bagi seluruh penduduk Indonesia. Tentu komitmen ini wajar saja. Banyak negara juga melakukannya. Jadi bukan hal yang istimewa. Sudah menjadi kewajiban negara melindungi setiap warganya. Termasuk dalam kesehatan di tengah pandemi yang merupakan bencana nasional non alam ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline