PATI (19/07/2020). Mahasiswa TIM II KKN UNDIP beri edukasi pentingnya mengkonsumsi ikan dan tips memilih ikan segar tanpa formalin kepada warga Desa Grogolan 04/01 sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Luas perairan Indonesia sendiri dua per tiga lebih besar dibandingkan dengan luas daratan. Potensi lautnya pun tidak perlu diragukan lagi, dengan sumber daya lautnya yang melimpah.
Walaupun Indonesia menyandang predikat sebagai negara bahari, tetapi tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih terbilang rendah. Padahal, Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan yang melimpah, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) M. Zulficar Mochtar mengatakan pada tahun 2019, jumlah produksi perikanan tangkap sebesar 5,5 juta ton, terdiri dari produksi laut 5,1 juta ton dan produksi perairan umum 397 ribu ton.
GEMARIKAN atau Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan adalah program nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan Dan Perikanan mulai tahun 2004 yang bertujuan untuk mengkampanyekan akan pentingnya makan ikan sejak dini karena banyaknya kandungan gizi yang terdapat pada ikan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan otak (KKP,2018). Rendahnya daya beli dan konsumsi ikan juga terasa di Desa Grogolan, padahal tidak jauh dari Desa Grogolan terdapat laut yang setiap harinya menghasilkan ikan ikan segar.
Berdasarkan survey yang dilakukan pada peserta sosialisasi, semuanya mengatakan hampir setiap hari mengkonsumsi daging ayam dan hanya satu atau dua kali dalam seminggu mengkonsumsi ikan. Rendahnya konsumsi ikan ini terjadi karena preferensi warga yang cenderung untuk memilih konsumsi daging, warga memilih mengkonsusmsi daging dibanding ikan karena daging dianggap sebagai simbol kelas sosial yang tinggi dan anggapan bahwa daging memiliki lebih banyak nutrisi dikarenakan harganya yang lebih mahal.
Minggu (19/07), Mahasiswa UNDIP memberikan edukasi mengenai pentingnya mengkonsumsi ikan terutama di masa pandemi, edukasi dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku yaitu tetap menggunakan masker dan menjaga jarak. Warga Desa Grogolan 04/01 menyambut baik dan antusias bertanya mengenai manfaat mengkonsumsi ikan dan alasan mengapa diharuskan mengkonsumsi ikan di masa pandemi.
Sosialisasi GEMARIKAN dimulai dengan pembagian leaflet yang berisi materi sosialisasi dilanjutkan dengan penjelasan kandungan gizi ikan, manfaat mengkonsumsi ikan yang mampu meningkatkan sistem imun tubuh sehingga bagus dikonsumsi selama masa pandemi karena mengandung protein tinggi, vitamin B6 dan B12 serta tips memilih ikan segar tanpa formalin. Menurut Heni Kusrini Handayati, Kepala Bidang Pelayanan Usaha Perikanan, ciri ikan berformalin adalah sebagai berikut :
- Warna ikan pucat
- Daging cenderung berwana pucat dan keras saat ditekan menggunakan jari
- Isi perut tidak utuh
- Tidak berlendir
- Insangnya berwarna merah tua pucat bukan merah segar dan kadang berlendir
- Baunya asam dan menyengat
- Tidak mudah busuk
- Tidak dihinggapi lalat
- keras, tegak, dan kaku saat dipegang
Selain untuk meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi, mengkonsumsi ikan juga memiliki banyak manfaat lainnya untuk tubuh. Dilansir dari Alodokter.com ikan merupakan sumber protein hewani yang mengandung omega-3, vitamin (A,D,E,B6,B12), mineral, karbohidrat dan serat yang apabila dikonsumsi memiliki manfaat yang beragam. Beberapa manfaat mengkonsumsi ikan yaitu mengurangi resiko penyakit jantung, kanker diabetes dan kepikunan, meningkatkan kecerdasan otak anak, meningkatkan konsentrasi, mencegah depresi, menstabilkan tekanan darah dan melindungi mata dari penurunan fungsi karena penuaan.
Setelah penyampaian materi sosialisasi selesai, baru diketahui salah satu alasan rendahnya minat warga Desa Grogolan 04/01 terhadap ikan dikarenakan saat ini marak pedagang jahil yang menambahkan formalin pada ikan.
Ibu Ana, salah satu peserta sosialisasi mengatakan takut mengkonsumsi ikan terlalu banyak karena sering terdengar kabar mengenai penambahan formalin pada ikan, tetapi setelah mendapatkan informasi mengenai cara membedakan ikan segar dengan ikan berformalin cukup mengurangi kerisauan Ibu Ana dalam membeli dan mengkonsumsi ikan.