Lihat ke Halaman Asli

Warga Papua Bentrok Lagi, 4 Tewas, 25 Terluka, Bikin Hati Sedih

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Foto by AntaraNews

Kenapa ya saudara kita di timur sana sering banget ‘perang saudara,’ sedih ngeliatnya, mereka seolah-olah tidak berdaya melawan situasi yang sebenarnya mereka sendiri tidak menginginkan hal semacam itu terjadi.

Saya berpendapat bentrokan yang sering pecah di sana bukan salah mereka sendiri, seharusnya ini menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah Indonesia, apalagi bentrokan warga di Papua sudah sering sekali terjadi. Bentrokan di sana tak jarang menelan korban harta benda bahkan nyawa.

Hari Rabu sore tanggal 29 Mei kemarin, terjadi lagi bentrokan antarsesama warga Papua yang terjadi di wilayah Wamena, tepatnya di Distrik Kapua. Gara-gara apa lagi ya? Ternyata peristiwa ini merupakan buntut dari peristiwa pembunuhan terhadap anggota DPRD Kabupaten Nduga Papua, Eka Tabuni.

[caption id="" align="aligncenter" width="545" caption="Photo by Liputan6.com"][/caption]

Bentrokan yang melibatkan kelompok masyarakat "atas" dan "bawah" di Wamena ini diduga merupakan buntut dari peristiwa tewasnya Eka Tambuni dan Yustinius karena lokasi terjadinya bentrokan berada di wilayah tempat tinggal Eka Tambuni dan para pelaku pembunuhnya. Eka Tambuni merupakan warga di Wamena atas.

Menurut berita Kompas , akibat bentrokan warga di Wamena tersebut, 4 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Dari 4 orang yang tewas, 3 orang di antaranya dari kelompok pendukung pemekaran, sementara 1 orang dari kelompok penentang pemekaran.

Parahnya sobat, kedua kelompok yang bertikai ini sebenarnya berasal dari satu suku yang sama, tetapi berbeda tempat tinggalnya.

Sampai kapan sih mau begitu terus? Pemerintah Indonesia harus secepatnya melakukan edukasi untuk mencegah masalah semacam itu terulang lagi. Jika bentrokan terus terjadi di sana, seharusnya kita semua malu, ini artinya penegak hukum atau aparat Indonesia di Papua telah kehilangan wibawanya hingga warga di sana tidak lagi mencari solusi masalah melalui jalur hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline