Lihat ke Halaman Asli

Genangan Air di Jalan Protokol, Tamparan atau Tantangan Buat Jokowi

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1356329074639071863

Saat Hujan begitu deras 22 Desember 2012 di atas batas normal curahannya yaitu di atas 300mm/jam, sehingga mengakibatkan beberapa ruas jalan ( 22 Titik ) tergenang air hingga 15-20 Cm, yang lebih menghebohkan PimProv DKI beberapa jalan Protokol tergenang juga hingga di depan Istana Negara, lagi-lagi Alam yang DISALAHKAN, bukankah Tuhan menciptakan Alam ini untuk Manuisa dan Manusialah yg mengelola dan memeliharanya ??r Infrastuktur Kota Jakarta semakin rapuh beda dengan Negara Tetangga misalnya begitu baik dan hampir dibilang sempurna, baik dari system transportasi massal, pertamanan, drainase ( lorong air bawah jalan/gedung) dan Sumur Resapan (berskala besar) di Taman Kota atau di sisi Gedung Pencakar Langit. Bang Jokowi menyalahkan Arsitek Kota Jakarta yang sudah buruk dari awalnya, memang begitu kanyataannya Drainase begitu sempit ( idealnya L x T = 3 x 3Meter) tidak terjadwal pemeliharaannya sehingga banyak yang tersumbat oleh Sampah dan Linbah Keras  begitu juga pengalirannya tidak effektif. Bang Jokowi seindahnya tak perlu menyalahkan Arsitek Kota Jakarta masa lalu, tapi bagaimana Anda bisa berbuat agar hal peristiwa ini tidak terulang lagi...bukankah Anda akan lebih dikenang oleh Masyarakat Jakarta,  karena Upaya Anda dalam membenahi Ibu Kota bebas Banjir ? Bang Jokowi sekarang ini Orang No.1, Anda bisa ambil Keputusan dan Peraturan demi Ibu Kota Indonesia Tercinta, Misalnya : 1. Pembenahan system Drainase secara berkala  ( kira memakan waktu 3 Tahun sudah selesai ) 2. Pembuatan Sumur Resapan di setiap Taman Kota 3.  Audit Ulang Gedung dan Pencakar Langit di Ibu Kota, - Tindak Tegas bagi Pengelola Gedung di Jakarta yang tidak memilki Taman Hijau 30% dari luas area Gedung . -  Tindak Tegas bagi Pengelola Gedung yang tidak  memiliki Sumur Resapan ( tetntukan dimensi dan kedalaman sesuai standard International ) 4. Sosialisasi kembali pada Masyarakat Jakarta untuk tidak membuang sampah dan limbah keras ke sub-Drianase ( selokan/kali ), bisa melalui Kelurahan lalu ke RT-RW, Kalau perlu via Visual Extrim dampak buruk dari pembuangan sampah sembarangan, penyadaran pada masyarakat sangatlah perlu pemerintahan tingkat bawah RT-RW dan Kelurahan harus memberikan tindakan Administratif bagi Warganya yang nakal. 5. Maintenance/Perawatan secara teratur dan kontinue keseluruhan system, jika Pemda tidak ada tenagam bisa dilimpahkan ke fihak Swasta yang profesional. Kiranyanya Kita sama-sama berjiwa besar dalam menghadapi teguran dari Alam..dengan begitu kita dapat menyikapinya secara positif dan ikhlas dalam mengambil tindakan dan keputusan yang berarti untuk Bangsa ini.. Terima kasih bagi Anda yang telah membaca artikel kami..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline