Lihat ke Halaman Asli

Potret Desaku yang Sekarang

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Desaku yang dulu damai tentram, sekarang penuh sesak dengan segala persoalan.
sejak adanya proyek migas yang dikerjakan oleh PT.merah biru hijau
banyak sekali timbul permasalahan yang terus berlarut dan tak kunjung usai,dari polusi udara yang ditimbulkan oleh laju armada PT,deru bising mesin yang sangat mengganggu,masalah tenaga kerja sampai instalasi pipa yang semrawut.
sekeliling lokasi proyek adalah kawasan pertanian yang mana saat ini banyak ditanami tembakau,kita semua tahu bahwasanya tembakau itu ditanam untuk dijual daunya,bagamana mungkin tembakau itu bisa maksimal hasil dan kualitasnya jika setiap hari harus penuh debu lantaran terkena dampak laju angkutan Pt.
suara mesin yang sangat berisik pun ikut andil merampas kenyamanan istirahat kita.
tenaga kerja lokal yang nasibnya semakin tidak jelas turut mewarnai kerancuan desaku ini.
pemasangan pipa yang tak sesuai dengan aturan keselamatan lingkungan menjadi topik bahasan di warung-warung yang sebelumnya hanya bisa membahas pertanian.

namun kita semua tak bisa ingkari bahwa proyek ini adalah proyek negara,yang dalam cita-citanya adalah memakmurkan masyarakat indonesia pada umumnya dan desa kami pada khususnya sesuai dengan UUD 45 pasa 33ayat 3,namun pada kenyataan semua adalah palsu dan menjijikkan.
jangankan menerima dana ganti rugi,sosialisasi mengenai dampak lingkungan yang akan timbul kelak dikemudian hari saja belum pernah ada,apakah mungkin ini sudah menjadi kebiasaan mereka.
mengeruk hasil bumi tanpa memedulikan lingkungan sekitar,tentu saja tidak karena ini sebuah perusahaan besar sebuah instansi negara yang slalu berpegang pada aturan aturan yang berlaku.
tapi kita mulai ragu dengan pt yang katanya bukan perusahaan kerupuk ini,buktinya
dengan dalih ini itu kaum kapitalis berdasi ingin lepas tanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh proyek ini,dengan berlindung dengan kata-kata " ini proyek negara kami hanya pelaksananya saja"
apakah yang seperti ini hanya berlaku disini atau memang hal serupa sudah menjadi budaya di lingkungan perusahaan itu
tanda tanya besar
kapankah permasalahan ini selesai
ataukah akan selamanya begini....
andaikata terus begini berarti keadilan sosial itu hanya untuk kaum berdasi .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline