Lihat ke Halaman Asli

Syairku Berganti Tuanku

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu seusai pelajaran matematika muncul niatan di benakku untuk mangkir dari pelajaran kimia yang sangat tak kusukai,ditambah lagi aku tak menyukai ibu gurunya,Yang kerap mengejek dan mengolok-olokku. ini di karenakan ia pernah memergokiku saat aku lompat pagar ketika terlambat masuk sekolah.selalu saja aku dipermalukan olehnya atas tindakan bodohku itu.seisi kelas selalu menertawakanku,kecuali fani.
fani adalah teman sekelasku,ia gadis yang cerdas dengan berpenampilan sederhana tapi cukup manis,walau gak secantik amel yang merupakan gadis paling cantik di kelasku.
Aku tak pedulikan lagi akan nilai kimiaku yang selalu kurang dan dapat catatan khusus dari ibu tia.
5 menit sebelum jam kimia di mulai ku berlalu meninggalkan suasana kelas yang agak gaduh setelah ditinggalkan guru matematika,aku berencana pergi ke mushola sekolah untuk tidur.
namun setiba disana aku terbayang akan wajah fani yang pagi tadi berangkat bareng denganku karena motornya lagi dibawa kebengkel untuk di servis.maklum karena rumah kami berdekatan,aku dan fani juga sudah berteman sejak masih sama-sama di SMP.namun aku selalu menganggapnya teman biasa seperti teman2 gadis yang lain.tapi tak tau kenapa hari ini aku menjadi tertarik sama fani yang kerap membantuku menyelesaikan tugas tugas sekolah.
karena masih harus menunggu selesainya jam pelajaran kimia,aku iseng-iseng menulis syair,karena memang kegemaranku adalah menulis syair dan puisi.hingga pernah dijuluki oleh teman-teman si syair rombeng. sedapatnya ku ambil buku dari tasku,
sebuah syair yang kutulis mengikuti kata hati dan suasana hatiku saat ini.tentang kekagumanku padanya,tentang hasrat hatiku yang ingin merajut kasih dengannya.
dan tentang ketidakberdayaanku untuk mengungkapkanya.
sejenak kulihat jam dinding di mushola menunjuk jam 11:45 itu tandanya pelajaran kimia telah usai,dan tiba waktuku kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran bahasa inggris.
sesampai di kelas kembali kulihat suasana gaduh selayak pasar sore.

"heh anto,bu tia tadi ngadain ulangan dadakan" amel memberitahuku
"ah,peduliin si tia mel"jawabku kalem
" dasar kamu an " sahut fani yang tau bener karakterku
" oiya mel,boleh pinjem bolpointnya " jawabku mengabaikan pemberitauan keduanya tentang ulangan kimia
"ini"balas amel sambil menyodorkan bolpoint yang baru diambil dari sakunya.
"ssssssst,pak guru datang" fani memberitauku dan amel
dan pelajaran bahasa inggris pun dimulai,kami semua mengikutinya dengan santai sampai bel tanda pulang di bunyikan.
semua bergegas keluar meninggalkan ruang,saat berjalan menuju parkiran aku di hadang panji,seorang dari kelas B yang naksir abis dengan amel.
ia menganggapku sebagai batu sandungan yang harus ditendang untuk mendapatkan amel.
"hei,sebaiknya kamu jauh2 dari amel" bentak panji lantang
" sabar mas broo" kucoba tenangkanya
" tapi amel terlalu cantik untuk di jauhi bro"aku menambahkan
" hanya aku yang pantas untuk amel" sahut dia dengan dia keras
" kalo aku juga cinta amel gimana"?tanyaku kalem
aku dan panji terlibat argumen yang panjang,sebelum dua bogem mentah dari temenya mendarat di perutku.aku terjatuh dan ditinggalkan olehnya,hanya fani yang saat itu bersamaku membantuku untuk berdiri.
" cukup fan,aku bisa sendiri "
" kamu yakin an "
" tentu,kita pulang aja fan"
"oke"
aku dan fani adalah siswa terakhir yang meninggalkan gedung sekolahan di siang itu.
Jam 4 sore aku menerima sms dari amel,ia menanyakan keadaanku setelah siang tadi habis berantem dengan panji dan kawan-kawannya,amel lega setelah kujelaskan akan kondisiku yang baik-baik saja.
di luar ku dengar suara pintuku ada yang mengetuk,
setelah kubuka kulihat fani yang datang,ia mau menjengukku dan mau mengambil buku catatan bahasa indonesia yang sempat aku pinjam kemarin.
" sorry fan tadi pagi aku lupa mau balikkinnya ke kamu" aku menjelaskan
" iya gak papa an,kamu baik-baik saja kan "
jawab fani sambil menatapku
"duduk fan,sebentar kuambilkan bukunya" jawabku berlalu menuju kamar
kami berdua ngobrol kesana kemari di teras rumahku,

sejenak kuperhatikan fani senyum-senyum sendiri,saat membuka buku catatannya .tentu ini menjadikanku bertanya tanya.
" hallo fani,kenapa senyum-senyum sendiri" tanyaku penasaran
" ah,nggak" jawab ia menahan tawanya
" kamu beneran si syair rombeng an,terus siapakah tuan dari syairmu itu" tanya dia penasaran.
aku hanya terdiam tak mengerti apa maksud pertanyaan fani,sebelum kuingat tadi saat di mushola sekolah aku sempat menulis syair.
"jangan-jangan tadi aku menulis dibuku fani" gumamku dalam hati
seketika kurebut buku dari tangan fani,dan betapa kagetnya aku saat mendapati tulisanku yang ada di buku catatan fani.
" aku hanya iseng-iseng fan" jawabku dengan wajah memerah
"iseng apa amel"jawab fani menggoda
fani berpikir aku mengharap amel jadi kekasihku,karena kejadian tadi siang di tempat parkir sekolah dan fanipun pulang setelah ku mengembalikan buku miliknya.

keesokan hari rasanya aku malas banget untuk pergi kesekolah,karena perutku masih terasa sakit,tapi teringat ada ulangan matematika akhirnya kupaksakan untuk tetap masuk.tapi hari itu aku tak mendapati fani duduk di bangkunya,seusai ulangan matematika ku tanyakan pada amel akan keberadaan fani,namun seperti halnya aku amel juga sedang mencari fani,untuk pinjam tugas kimia yang tidak bisa dikerjakan olehnya.
sesaat pembicaraan tentang fani terputus karena amel menanyakan kejadian kemarin antara aku dan panji,sedetail mungkin aku mnjelaskan peristiwa kemarin pada amel,dan seperti yang kuduga bahwa amel enggan sama panji yang terbilang arogan. ia menjelaskan lebih baik gak punya pacar dari pada harus pacaran sama panji.
meskipun amel gadis tercantik di kelas kami,ternyata ia belum punya pacar,ini dikarenakan amel sangat selektif dalam memilih pacar.hari itu amel mengajakku memintaku untuk menemaninya datang ke pesta ulangtahun temenya saat masih SMP.
" maaf mel,kenapa harus aku"?tanyaku
" kenapa an,apa kamu tak mau pergi denganku" jawab amel
" iya mel aku gak bisa pergi" balasku datar
" yakin gk mau pergi dengan

gadis cantik sepertiku" Amel menegaskan
" sekali lagi sorry ya mel" jawabku yakin
" santai aja an,ga papa kok,nanti aku datang sendiri saja lah" balas amel manyun.
seusai jam sekolah aku ajak amel untuk pergi kerumah fani guna mencari keterangan kenapa ia gak masuk sekolah,padahal ia tergolong siswi yang rajin dan pintar.
aku membonceng amel yang kebetulan hari itu gak dijemput sama sopirnya,tak butuh waktu lama aku dan amel tiba dirumah fani.
setelah dipersilahkan masuk oleh ibu fani kami menanyakan keberadaan fani hari itu yang tanpa izin tidak masuk sekolah.
kami menerima penjelasan dari ibu fani,bahwa fani sedang di ajak keluar oleh calon suaminya,untuk membeli cincin tunangan.aku terdiam mematung tubuhku tiba-tiba terasa kaku,bibirku bergetar,seakan tersengat listrik dengan tegangan tinggi.sebab tanpa kami ketahui fani telah dipaksa untuk di jodohkan dengan dio anak dari teman ayahnya fani.
"heh bengong aja" ucap amel sambil menepuk pundakku sehingga membuatku tersentak.
" i iya mel" jawabku masih dengan wajah tercengang
" ayo kita pulang" ajak amel
kami berpamitan pulang pada ibu fani yang saat itu sedang duduk di hadapan kami.
sesampai di halaman,kulihat seraut wajah sederhana dan manis turun dari mobil toyota avanza dan melangkah menuju kearah kami.kami tak asing lagi dengan wajah itu karena yang datang adalah fani.
aku menghentikan langkahku begitu juga amel,fani menghampiri kami dan mengajak kami untuk kembali.kami pun mengiyakan ajakan fani dan kami mengobrol di teras rumahnya.
" duh yang abis kencan,sampai lupa sekolah" goda amel pada fani
" apaan sih mel " jawab fani lirih
"kenapa kamu gak pernah cerita hal ini fan" aku menambahkan
" aku gak mau kalian mengkhawatirkanku" jawab fani santai
" terus bagaimana dengan perasaanmu fan" aku mendesak fani
fani terdiam tak menjawab,ia coba mengalihkan tema pembicaraan
" bagaimana dengan kalian " tanya fani ingin tau
" maksudnya gimana " jawabku bingung
" apa kamu sudah,mengungkapkan perasaanmu pada amel " sahut fani bersemangat
" hei hei apa sih maksudnya"

amel menyela
fani menceritakan pada amel,akan syair yang pernah kutulis di bukunya.
" itu bisa-bisanya anto saja fan,ia kan terkenal dengan sebutanya si syair rombeng" ucap amel sambil menghela nafas
aku mencoba mengabaikan perkataan amel,dan kembali kudesak fani untuk menjelaskan perjodohannya dengan dio.
fanipun akhirnya mau bercerita,namun kuperhatikan airmatanya terus mengalir.aku tau fani tidak menghendaki perjodohan ini,amel mencoba menghibur untuk menenangkan sahabatnya itu.
tiba-tiba hujan turun tanpa aku mengundangnya,dan kami bertiga terdiam seperti kehabisan kata-kata.
hanya amel yang sekali-sekali berdoa & berharap hujan akan segera reda.
" eh fan boleh aku pinjem buku catatan kamu,sekalian boleh liat syair yang ditulis anto" ucap amel memecah suasana
" i iya boleh mel" jawab fani terbata
"apaan sih mel" sahutku jengkel
tak lama fani membawa buku dan memberikanya pada amel.dengan sigap amel segera membaca syair itu sambil senyum2 mengingatkanku pada fani saat membacanya diteras rumahku kemarin. "siapa toh an yang kamu maksud di syairmu ini" tanya amel
"iya an,gak usah malu lagi ama kita.ya gak mel" fani menambahkan
"fani,Kamulah tuan dari syairku itu" jawabku dengan berat.
aku melihat fani sangat terkejut mendengar jawabanku tadi.
"iya itu kamu fani" aku menegaskanya
"aku tak mampu mengungkapkan karena aku ingin menjaga pertemanan kita,aku gak mau nanti satu diantara kita terluka karena perasaan cinta" aku menjelaskannya.
amelpun diam ketika mendengar pengakuanku,kami semua terdiam untuk kesekian kalinya.
kulihat fani menangis lagi,dan bergegas masuk meninggalkan aku dan amel.
ternyata sama denganku dalam hati fani juga mengagumiku dan berharap bisa menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman denganku.
masih dengan tangisnya fani kembali keluar dengan membawa kotak cincin yang baru ia terima dari dio tadi.
" sebenarnya akupun berharap,akulah orang yang dimaksud dalam syair itu" ucap fani sambil mengusap airmatanya yang terus mengalir
aku masih tetap terdiam.mendengar pengakuan fani..
"tapi,aku gak mau menyakiti hati ayahku dengan menolak perjodohan ini" fani menambahkan.
"apa kamu yakin fan,mau mengorbankan perasaanmu" jawab amel lirih
" iya mel,sudah menjadi cita-citaku untuk membahagiakan orang tuaku" jawab fani serak
"kalau kamu gimana an" tanya amel padaku
" aku akan mengubur perasaan ini mel,fani adalah temanku apa yang ia putuskan tentu aku mendukungnya" jawabku dengan tatapan kosong
"oke,lupakan syair itu,kita semua teman " pintaku pada amel dan fani.
karena hujan telah reda dan hari juga udah sore kami berpamit pulang,amel memeluk fani sebelum kami beranjak pergi.
dan aku pun mengantar amel pulang
" makasih sampai ketemu besok ya
an"ucap amel saat turun dari motorku
"siip" jawabku sambil berlalu
malam itu,amel pergi sendiri dengan diantar sopirnya ke ulang tahun temenya.
ia mengabarkan padaku lewat sms.
sedangkan aku sibuk menulis dan menulis sebelum akhirnya ketiduran.
sebulan berlalu hubungan antara aku,fani & amel berjalan seperti biasa.
fani mengundangku dan juga
amel untuk datang di pesta pertunanganya dengan dio,tepat setelah ujian akhir nasional tingkat SMU.
Akupun datang bersama amel saat itu,kami mengucapkan selamat kepada fani dan juga dio.
"an,kenapa kamu gak pacaran saja dengan amel" ucap fani menggodaku
" apaan sih fan,anto kan gak pernah suka sama gadis tercantik di kelas kita" sahut amel malu-malu
"dasar kamu mel kebiasaan muji diri sendiri" aku menimpali ucapan amel

"emang kenyataan gitu kan,lagian apa sih fan yan bisa diharapin dari anto" balas amel nyengir
" iya juga ya,ia kan pemalas" sahut fani menambahkan
" setidaknya aku masih punya syair-syair yang dapat kubanggakan hehehe..." jawab anto sambil tertawa kecil
aku tau malam ini fani tak bahagia karena harus bersanding dengan dio,tidak seperti orang tuanya yang dari tadi kuperhatikan selalu tertawa bersama orang tua dio,tapi untungnya masih ada aku dan amel yang bisa membuatnya tersenyum.atas permintaan fani aku dan amel akhirnya setuju untuk mencoba berpacaran,

Aku dan amel menandatangani sebuah perjanjian di atas matrai yang cukup di dalam perjanjian itu jika terjadi ketidak cocokan tidak boleh saling membenci dan bersedia kembali menjadi teman seperti saat masih sama-sama SMU.
pertama aku dan amel memang merasa aneh menjalani percobaan ini,tapi sejalan dengan waktu aku dan amel resmi berpacaran.aku mencintai amel bukan karena karena ia cantik& kaya tapi karena memang ia baik dan bisa mengerti aku,begitu juga amel mencintaiku karena kebaikanku
dan bukan syairku yang sering dibilangnya rombeng.
aku dan amel pun sepakat melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama,sehingga tetap bisa selalu bersama-sama.

Sedangkan fani akhirnya menyusul kami melanjutkan kuliah setelah mendapat izin dari dio yang sudah resmi jadi suaminya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline