Lihat ke Halaman Asli

Berbeda-beda tetapi Tetap Satu, Satu tapi Tetap Berbeda

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam pelajaran kewarnegaraan yang di ajarkan di Sekolah Dasar, atau di dunia pendidikan saat ini, kita ditekankan untuk memahami dan menyikapi perbedaan yang ada di negara kita, Dasar Negara kita, memberikan pencerahan terhadap hal tersebut, bahkan perbedaan itu yang menyebabkan kita diakui negara lain, sebagai negara yang mempunyai kawasan terluas perairan dengan suku, agama dan bahasa, yang tersebar di Nusantara ini.

Dalam konteks itu, pendekatan Nasionalisme di bangun melalui dunia pendidikan, dan hal tersebut mampu menerobos berbagai keaneka ragaman budaya dan bahasa yang ada di nusantara, tetapi dalam konteks Ujian Nasional dalam kaitan dengan  Nasionalisme hanyalah sebuah " Kolonialisme Modern" .

Sebuah daerah dengan fasilitas terbatas dipaksakan untuk bersaing dengan daerah lain, ini hal yang sangat memprihatinkan , sebuah sekolah tidak berfasilitas selayaknya, tetapi dipaksakan untuk mengikuti standar pendidikan yang ada, ini artinya pemerkosaan dunia pendidikan, dan jajaran kementrian diknas adalah pihak yang paling bertanggung - jawab.

Kita menghargai keinginan pemerintah tetapi, meningkatkan kualitas pendidikan dengan standar nasional UN, belum menjamin kualitas pendidikan kita, dibutuhkan beberapa tahun lagi, saatnya kita perlu menyiapkan fasilitas dasar pendidikan, mulai infrasturkturnya dulu.

Di Papua, bahkan di Ibu Kota provinsi papua, nyaris untuk pelajaran TIK, sebagian sekolah belum mempunyai sarana praktikum LAB Komputer, tetapi mata pelajaran TIK sudah di SK kan. dan dengan terpaksa siswa/i dipaksakan bermimpi tentang Komputer , MS-Windows dan lain-lain aplikasi. sehingga menurut saya, kita hanya satu dalam nasionalisme semu, dalam dunia nyata kita tetap berbeda, nyatanya pendidikan tidak disikapi dengan kebutuhannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline