Letaknya tidak jauh dari sentral market “kue tradisional Aceh Lampisang” Aceh Besar. Kampong Nusa begitu nama yang disematkan sang pengdahulunya – yang saya yakin dibangun dengan semangat bergelora sehingga terus mengalir dalam urat nadi penghuninya kini.
Saya bersama sahabat saya Fadhlan Amini sampai disini setelah beberapa kali harus berhenti, dikarenakan lokasi pertemuan yang tidak kami tahu pasti. Maka beruntungnya “mobile phone” memainkan fungsinya, tak sampai 10 menit sampailah kami di tempat yang dimaksud.
Adalah Rubama biasa dipanggil Ru, ia dan beberapa generasi muda nusa membentuk “Nusa Creation Community (NCC)”yang beranggotakan 16 orang. Disini kita bisa menemukan aktivitas yang fun seperti melihat tarian Aceh, menanam padi, permainan tradisional, hiking, bycyle dan camping di atas bukit.
Selain itu, NCC ini juga memiliki bank sampah dimana sampah diolah kembali oleh masyarakat Nusa menjadi barang yang bernilai ekonomis seperti tas, dompet dsb.
Perlu diketahui, kampung Nusa adalah salah satu kampung di kecamatan Lhoknga yang terkena dampak parah gelombang Tsunami tahun 2004 silam, namun dengan tekad ingin keluar dari keterpurukan yang telah dialami pada tanggal 26 Desember, 11 tahun yang lalu. bangkit dan bergerak bersama untuk hidup lebih baik.
Inilah kali pertama saya berkunjung kesana, di ruang yang begitu sederhana tapi dipenuhin dengan orang-orang yang luar biasa untuk saling belajar dan mengisi.
the-power-of-community-movement-58ba8cf023b0bda80fcb5a95.jpg
Malam ini kami bersama NCC mendiskusikan bagaimana seharusnya ecotourism dipandang dan dilihat tanpa merusak tatanan lokal yang sudah ada. Berproses bersama membangun @gampongnusaku menuju gampong wisata berbasis potensi lokal.
Oh ya, Kampong Nusa ini mempunyai 40 homestay loh.. yang siap untuk ditinggali dengan suasana kampong Aceh tempoe dulu di kaki bukit.
Hari ini, kampong Nusa terus berbenah diri menuju “the power of village with Ecotourism”.
Malam pun semakin larut, kami pun pamit untuk pulang. Semoga kampong Nusa terus lestari dengan kearifan lokalnya. Amin.
By : Edi Rahmani