Normalnya, PSSI sebagai induk olahraga sepakbola Indonesia dibawah naungan federasi dunia FIFA mempunyai otoritas dan integritas yang diimplikasikan dalam segala kebijakan. Perangkat Hukum terkait keorganisasian melekat padanya, tentu ini memberikan suatu kekuatan dan akan terlihat dari pancaran wibawa para pemangku kekuasaan. Klub tunduk bukan pada siapa yang berkuasa tapi pada perangkat hukum yang melekat tadi.
Sepantasnya, PSSI tidak sedang berkubang pada pokok dualisme. Hati yang telah mendua adalah kemustahilan bagi eratnya suatu persatuan. Bagai hama yang merugikan, sepatutnya dibinasakan bagi kebaikan sepakbola dan keseimbangan organisasi itu sendiri.
Kenyataannya....................
Perilaku abnormal telah dan sedang mengeksiskan diri, sosoknya bahkan terus mengaburkan kenormalan lainnya. Segala relung dijamahnya hingga mematikan pengecap rasa. Rasa pahit terasa masam, masam terasa manis, manis terasa pahit.
Dengan lantang dan gagah berani mereka berteriak......
Kalian hina!
Kamu tidak nasionalis!
Anda pengkhianat!
Tanpa sedikitpun menyadari bahwasanya diri sendiri telah memberi aib pada negeri.
Lantang dan gagah beranilah pada si pendua hati dengan sikap bukan dengan teriak. Binasakan bila memang memiliki kuasa dan wibawa(?).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H