Lihat ke Halaman Asli

(FISUM) Jangan Ada Dusta di Antara Kita

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis : Edi Kusumawati + Valentino, Nomor : 54

Valentino adalah seorang bapak dari dua orang putera. Selama ini ia bekerja sebagai karyawan swasta di bidang telekomunikasi. Waktu masih bujangan, Valentino termasuk laki-laki playboy. Dia gemar sekali mempermainkan perasaan perempuan. Sukanya berpetualang dari satu perempuan ke perempuan lain. Akibatnya tak sedikit perempuan yang menjadi korban keisengannya itu.

Meskipun sudah memiliki dua putera, Valentino ternyata masih susah menghilangkan sifat buruknya. Saat ini masih saja ada beberapa orang perempuan yang menjadi selingkuhannya. Karen tidak ingin istrinya tahu kelakuan nakalnya, Valentino selalu bersikap "manis" terhadap keluarga jika sedang berada di rumah. Merasa suaminya baik-baik saja, istrinya pun tidak pernah curiga.

Sebagai orang yang "melek" IT, Valentino tahu betul bagaimana cara mengelabui istrinya agar tidak curiga jika ia telah menduakan istrinya. Selalu saja ada cara buat Valentino untuk tetap memuaskan hasratnya berpetualang dengan para perempuan selingkuhannya. Kadang-kadang jika hendak janjian ketemu dengan salah satu perempuan idaman lainnya itu, Valentino selalu mengatakan kepada istrinya jika mendadak ada panggilan dari kantornya untuk memperbaiki jaringan yang rusak di perusahaan telekomunikasi tempatnya bekerja. Bila suaminya sudah mengatakan hal seperti itu, istri Valentino selalu saja percaya. Padahal dibalik itu semua, Valentino justru sedang menikmati pertemuan dengan perempuan selingkuhannya.

Suatu pagi ketika bangun dari tidurnya, istri Valentino tiba-tiba berkata "Pa, pinjam hapenya sebentar dong!"

Valentino yang selama ini menyimpan semua nomer hape para selingkuhannya di phonebook otomatis kaget mendengar istrinya berkata begitu. "Buat apa, Ma? Khan Mama sudah punya hape sendiri, canggih pula."

"Pinjam sebentar aja kenapa sih, Pa?" Istrinya masih saja berusaha memohon.

Sebenarnya Valentino tak perlu khawatir meskipun di phonebooknya ada nomer hape para selingkuhannya. Toh selama ini ia selalu menyamarkan nama dari para selingkuhannya. Misalnya saja yang namanya Etik diubahnya menjadi Edi, yang aslinya Deasy menjadi Desto, dan lain sebagainya. Atau kalau tidak biasanya nomer hape selingkuhannya ia masukkan ke private number. Begitu pula dengan koleksi foto, video, segala hal yang berhubungan dengan selingkuhannya sudah dia simpan sedemikian rupa biar istrinya tidak curiga. Lagipula istrinya juga tergolong gaptek, jadi secanggih apapun hape yang dibelikan suaminya ia tetap tidak paham cara memanfaatkan fitur-fitur yang ada.  Tapi tetap saja ada perasaan khawatir dan was-was di hatinya jika sampai istrinya mengetahui itu semua.

"Ntar Ma, kayaknya bateraiku lowbat deh! Sekarang Mama bikinkan aku minum kopi dulu deh, sambil aku ngecas hape sebentar." Akhirnya mau tak mau Valentino berkata begitu. Ia sangat berharap istrinya mau pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuknya. Tanpa rasa curiga, istrinya pun segera beranjak ke dapur untuk membuatkan kopi pesanan suaminya.

Begitu istrinya pergi keluar kamar, buru-buru Valentino mengutak-atik hapenya. Video mesum yang pernah direkam bersama salah seorang selingkuhannya langsung dideletenya. Begitu pula foto-foto para selingkuhannya.  Private folder dan private number, semua dia delete. Kemudian memory cardnya dia format juga.

"Selesai sudah, nanti kalau istriku pinjam hape ini, dia tidak akan menemukan hal-hal yang mencurigakan." Batinnya senang dalam hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline