(Catatan kecil perjalanan ke negeri Kiwi Selendia Baru #4)
Kehangatan sebuah keluarga di Selendia Baru sempat kurasakan disaat aku diundang bermalam dirumah Terry selama libur akhir pekan di Palmerston North (PN).
Sebuah kota kecil berpenduduk 81.000-an jiwa yang terletak disebelah utara Wellington. Waktu tempuh diantara kedua kota tersebut kurang lebih 2 jam menggunakan bus atau kereta api.
Aku dijemput Terry langsung setelah bubar kelas di suatu Jumat sore menggunakan mobilnya menuju PN. Kami singgah sebentar menjemput istrinya Jenny di Upper Hutt sekitar setengah jam perjalanan dari tempatku menginap yang juga merupakan bagian Wellington region. Jenny, seorang warga senior yang masih tampak awet muda dan aktif. Sebelumnya ia bekerja sebagai pustakawan di Wellington National Library.
Selama dua jam perjalanan ke sebelah utara adalah perjalanan yang sangat mengasyikkan dan memanjakan mata. Ditambah cuaca sore itu sangat cerah dengat langit birunya membuat mataku seolah tidak berkedip.
Rasanya tidak seorangpun meragukan keindahan bentang alam Selendia Baru yang seperti karya besar lukisan indah hasil kerja seorang maestro yang terhampar luas didepan mata kita . Tidak heran film kolosal box office Hollywood seperti The Lord of the Rings juga mengambil latar alam negeri Kiwi yang sangat menakjubkan itu.
Lanskap alam mulai dari laut dengan langit birunya, perbukitan dan gunung-gunung yang membentang lengkap dengan ladang-ladang peternakan domba dan sapi dengan rumput hijau menghampar luas seperti permadani dengan hasil daging dan susunya yang berkualitas tinggi membuat negeri ini sangat dikenal dunia.
Sesekali juga terlihat olehku hutan pinus dan mobil trailer pengangkut log kayu melintas dijalan raya yang mulus tersebut yang membuat negeri mungil ini juga pengekspor hasil kayu terkenal didunia selain madu Manuka nya yang banyak dijadikan oleh-oleh karena berkhasiat obat.
Disepanjang perjalanan ,Tery yang juga seorang lulusan sarjana biologi dengan tenang dan sabar menjelaskan segala hal keingintahuanku. Dengan kemampuan narasinya, terkadang aku seperti mengikuti sebuah mata kuliah dikelas yang penjelasannya sangat komprehensif. Kemudian sesekali Jenny yang duduk dibaris tengah mobil menimpali untuk memperkuat narasi yang disampaikan Terry sebelumnya.