Sepanjang Jalan kenangan menuju Likupang
Teroka Likupang. Bagi sebagian orang mungkin masih terdengar asing dibanding jika diperdengarkan kata Bitung atau Bunaken. Petualangan ke destinasi baru ini kita mulai dari bandara Sam Ratulangi menuju suatu tempat bernama Likupang dengan jarak tempuh 45 kilometer. Untuk mencapainya diperlukan sekitar 1 jam perjalanan menuju arah utara Manado persisnya kabupaten Minahasa Utara.
Moda transportasi umum atau sewa dapat dipilih sesuai kebutuhan masing-masing. Perjalanan melalui beberapa perkampungan yang jalannya tampak sempit namun lengang. Sepanjang perjalanan tampak pemandangan dikiri kanan tajuk-tajuk pohon kelapa terus melambai tertiup angin.Tetapi akan sangat bermakna dan penuh kenangan bagi kita jika disepanjang perjalanan kita diberikan sign standar informasi umum lengkap seperti nama desa atau kecamatan, tempat bersejarah, sentra kerajinan, cagar alam atau arah tempat destinasi yang lebih dulu populer sebelumnya seperti Bunaken atau Bitung.
Historia Likupang yang kental dengan sejarah sains
Rasanya pemerintah dapat dikatakan terlambat menetapkan Destinasi Super Prioritas(DSP) Likupang sebagai deretan ratna mutu manikam nusantara baru andalan Indonesia. Likupang dipercaya akan cepat berpendar ke segala arah dan mendunia karena pancaran aura keindahan luar biasa serta catatan historisnya dalam jejak sains dunia.
Nama Likupang sendiri telah tertulis dalam sejarah perjalanan seorang peneliti Inggris kenamaan bernama Alfred Russel Wallace. Ia telah menjejak Likupang yang alamnya seperti diukir indah itu. Dapat kita pastikan ia pasti terkesima dengan panorama bentang alam yang tersaji indah di North-Sulawesi yang tidak ada duanya itu. Tempat yang elok bernama Likupang itupun sempat dituliskannya dalam karya berjudul Kepulauan Nusantara (1869). Ia juga terkesima dengan fauna endemik yang menjadi fokus penjelajahannya di nusantara sehingga ia menetap tinggal disana untuk beberapa saat.
Bukti kuat hal tersebut juga ditunjang oleh adanya monumen Alfred Russel Wallace di Cagar Alam Tangkoko Bitung yang berjarak hanya sekitar 40-an kilometer dari Likupang. Hasil ketekunan dan risetnya yang monumental sampai kini adalah garis imajiner yang memisahkan spesies hewan yang berdiam di Asia dan Australasia sekaligus menjadi penguat penjelasan dinamika perkembangan lempeng antar benua. Wilayah transisi itu salah satunya adalah pulau Sulawesi. Dikisahkan dalam buku tersebut selain terpesona dengan alam Likupang yang jelita, kuliner enak, alat musik dan tarian khas kemudian sang naturalis tersebut sangat takjub dengan fauna endemis eksotik diantaranya maleo (Macrocephalon maleo), anoa (Bubalus depressicornis), Tarsius (Tarsius spectrum) dan monyet hitam khas Sulawesi (Macaca nigra).
Memang faktanya Likupang dapat dikatakan sebagai salah satu mahakarya terindah yang dititipkan-Nya dimuka bumi ini. Landscape bentang alamnya yang elok dipandang mata bak surgawi tempat dewa dewi bermain yang akan terus menjejak sempurna di memori ingatan setiap orang yang berkesempatan menjelajahinya.
Pemberdayaan Masyarakat melalui ekoturisme